FOKUS JATENG-BOYOLALI-Direktur Rumah Sakit Pandan Arang (RSPA) Siti Nur Rokhmah berinisiatif mendirikan tenda darurat untuk menampung pasien Covid 19 dengan gejala sedang. Mengingat saat ini enam bangsal khusus covid-19 dengan kapasitas 233 Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur sudah terisi penuh.
“Pasien covid-19 terus berdatangan sejak dua minggu terakhir dengan tingkat keterisian tempat tidur mencapai 100 persen. Bulan Juli ini ada lonjakan kasus cukup tinggi. Ibaratnya awalnya 15 persen kapasitas bed diisi pasien non covid-19 saat ini kebalikannya. Semua bangsal di RSPA kecuali Brotowali II sudah terisi 100 persen,” katanya saat ditemui di RSPA, Selasa (29/6/2021).
Siti Nur Rokhmah menuturkan untuk menampung peningkatan jumlah pasien, pihaknya sudah menambahkan tempat tidur khusus pasien Covid-19 sebanyak 69 tempat tidur. Sehingga jumlah tempat tidur yang awalnya 164 menjadi 233 tempat tidur. Sekanjutnya, bangsal Brotowali II yang bertempat di Rusunawa, Kemiri Mojosongo sudah terisi 46 dari kapasitas 72 tempat tidur. Sehingga tersisa 26 temoat tidur.
“Namun, bangsal Brotowali II dikhususkan bagi pasien dengan orang tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan. Serta tidak disediakan oksigen. Sehingga jika pasien mengalami gejala sedang hingga berat dirujuk ke RSPA,” katanya.
Selain itu ada 6 bangsal khusus pasien covid-19 yang tersedia di RSPA. Yakni bangsal Brotowali I dengan kapasitas 20 tempat tidur, Kanwa 35, Tantular 16, Mpu Baradha I 16, ICU Covid-19, Nicu 1, PICU 1, IGD Covid-19 26 tempat tidur, Perinatologi 2, bangsal Baradha II 14 tempat tidur dan bangsal Panuluh II sebanyak 18 tempat tidur. Semua bangsal telah terisi 100 persen.
” Saat ini pasien anak dengan gejala berat kami tangani di Bangsal Picu dan Nicu juga sudah terisi 100 persen. Sedangkan pasien anak gejala sedang kami jadikan satu di bangsal khusus covid-19,” katanya.
Khusus IGD dilakukan penambahan bed dari kapasitas 10 menjadi 26 tempat tidur. Siti mengaku tidak bisa menolak pasien covid-19 dikarenakan Rumah Sakit rujukan lain juga penuh. Pasien yang datang rata-rata dengan keluhan batuk, pilek dan sesak nafas dengan gejala sedang hingga berat. Bahkan ada pasien dengan saturasi oksigen kurang dari 90 persen.
“Bangsal yang dikosongkan sudah ada terutama bangsal dengan kapasitas rendah kami gabung. Minggu ini kami tambah di bangsal paviliun, kita khususkan untuk covid-19. Selain itu, untuk mengantisipasi lonjakan kasus kami akan mendirikan tenda darurat covid-19 di sekitar IGD RSPA,” ungkapnya.
Pemasangan tenda darurat dilakukan kemarin siang. Pihaknya bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali dalam penyediaan tenda darurat. Terkait ketersediaan oksigen bagi pasien covid-19, Siti mengaku masih mencukupi untuk 27 jam ke depan. Pasokan tabung oksigen juga masih aman.
Terpisah, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali Kurniawan Fajar Prasetyo mengatakan tenda darurat di RSPA sudah mulai didirikan. Satu tenda darurat ukuran 6×12 meter dipasang di selatan IGD dengan kapasitas 12 tempat tidur. Selain itu, tempat tidur juga dibuat berjarak sesuai standar operasional prosedur (SOP).
“Kami akan mendirikan tenda di RSPA. Untuk anggota kami, ada dua regu yang menangani pemakaman, satu regu melakukan penyemprotan disinfektan rutin, 1 regu membantu pemasangan tenda,” pungkasnya.