FOKUS JATENG-BOYOLALI-Sebanyak 222 warga Desa Klakah, Kecamatan Selo mulai menempati tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) yang berada di gedung Serbaguna kantor Desa Klakah. Rabu (11/11/2020). Mereka yang dievakuasi merupakan kelompok rentan mulai lansia, anak anak, ibu hamil/menyusui dan penyandang disabelitas.
“Kami hanya menggeser warga dari KRB III ke bawah yang lebih aman ke balai desa ini yang merupakan rumah milik warga juga,” kata Kepala Desa (Kades) Klakah, Maryanto.
Dijelaskan, warga kelompok rentan ini berasal dari tiga Dukuh di Desa Klakah yang masuk KRB III. Yakni Dukuh Sumber, Bakulan, dan Kembangsari.
Untuk mengajak warganya turun pihaknya menggunakan cara-cara yang halus. Mulai dari penjemputan yang dengan hati-hati dan dengan perlahan. Ratusan warga kelompok rentan ini ditempatkan di gedung serbaguna yang telah disekat dengan papan triplek sebagai penerapan protokol kesehatan. Ada sebanyak 37 ruang sekatan yang telah disiapkan untuk menampung sementara warga Desa Klakah ini.
Sekat yang berukuran 2X3 meter ini mampu menampung 4 orang. ” kalau nanti di tempat ini penuhi. Warga akan kami tempatkan di SMP N 2 Selo yang berada di desa Klakah ini,” ujarnya.
Sementara itu, Sulagi, salah satu warga mengaku mengikuti apa yang menjadi keputusan pemerintah. Yakni mengungsi ke balai desa ini untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. “Supaya kami aman. Karena sudah ada pengalaman seperti itu (erupsi tahun 2010),” katanya.
Sebelumnya, warga Desa Tlogolele juga telah diungsikan ke Tempat Penampungan Pengungsian Sementara (TPPS) yang ada di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Warga kelompok rentan ini berasal dari tiga Dukuh di Desa Tlogolele yang masuk KRB III , yakni Dukuh Stabelan, Belang dan takeran, diantaranya terdiri dari lansia 79 orang lansia, 110 balita, 7 ibu hamil, 5 difabel dan 32 orang kategori rentan lainnya.
Adapun Gunung Merapi yang saat ini dalam status siaga terus mengalami penggembungan. Deformasi yang terjadi saat ini cenderung mengarah ke barat.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali, Ahmad Sopari, mengatakan pengukuran deformasi terus dilakukan antara lain dengan Electronic Distance Measurement (EDM). Pengukuran deformasi terus dilakukan dari sejumlah tempat di sekeliling Gunung Merapi.
“Kalau deformasi dari data EDM itu dominannya dari Pos Babadan, diukur setiap satu jam sekali. Sampai saat ini hasil data garfiknya masih menunjukkan tren memendek,” jelas Ahmad Sopari di Pos PGM Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali.
Dari hasil tersebut, jelas dia, deformasi saat ini dominan ke arah barat. Bahkan untuk saat ini, pengukuran dari Pos Babadan dilakukan setiap satu jam sekali. Aktivitas guguran, saat ini juga lebih banyak ke arah barat.