BENCANA ALAM: Tanah Longsor Landa Kawasan Lereng Merapi Boyolali

Tanah longsor yang melanda lereng Gunung Merapi, Senin 18 Maret 2019. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Bencana alam tanah longsor terjadi di beberapa titik di lereng Gunung Merapi. Kejadian ini diduga lantaran hujan deras yang mengguyur kawasan Merapi sejak Minggu malam 17 Maret 2019.

Di jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) longsor terjadi di beberapa titik. Yang masuk wilayah Desa Jrakah, Kecamatan Selo sejumlah tebih diatas jalur SSB longsor menutupi jalan. Akibatnya jalan provinsi akses penghubung antar kabupaten itu sempat tertutup total.

Pengendara yang tak sabar menunggu proses evakuasi jalan terpaksa harus putar balik. “ Jalan ini tertutup sejak tadi malam. Dan baru bisa dilalui pagi ini (Senin pagi),” kata Darni, 45, warga setempat yang melakukan pembukaan jalan.

Dia bersama lima orang rekannya menyingkirkan material tanah dan batang pohon yang membloklir jalan. Dengan menggunakan alat manual cangkul, mereka menyingkirkan material tanah yang tebal ke pinggir jalan.

Bencana longsor juga meluluh lantahkan talud jalan penghubung empat dukuh di Desa Lencoh, Kecamatan Selo. Talud sepanjang 30 meter dengan ketinggian 7 meter itu longsor longsor kedasar sungai sedalam 50 meter.

Kondisi ini diperparah dengan tumbangnya 4 tiang listrik. Akibatnya ratusan warga di 4 dukuh di Desa Lencoh mengalami listrik padam. “ Tiga tiang listrik ikut longsor ke jurang sungai. Dan satu tiang listrik rohon,” kata Sutono, 44, warga Dukuh Grintingan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo.

Sutono yang juga merupakan anggota Tim Siaga Desa (TSD) Lencoh mengatakan kejadian longsor ini terjadi Minggu malam sekira pukul 20.00 WIB. Sejak Minggu pagi wilayahnya terus diguyur hujan.

Akibatnya, air masuk kedalam tanah dan menjebol talud jalan yang baru selesai dibangun pada 2018 lalu. “ Jalan ini merupakan akses satu-satunya warga di dukuh Grintingan, Kajor, Wates, Tumut Bawah dan Tumut Atas,” katanya.

Saking pentingnya akses jalan ini pihaknya berharap talud jalan ini dapat segera diperbaiki. Hal itu mengingat jalur ini merupakan akses ekonomi, akses pendidikan warga masyarakat lima dukuh tersebut.

Suwondo, 44, warga Dukuh Kajor, Desa Lencoh, Kecamatan Selo berharap aliran listrik diharapkan dapat segera tersambung kembali. hal itu mengingat banyak anak-anak sekolah yang butuh penerangan untuk belajar dimalam hari.

“ Untuk sementara ini, mobil pikap untuk mengangkut hasil pertanian dan lain sebagainya ditinggal di jalan dukuh Tritis, Desa Lencoh,” ujarnya.

Sementara itu, dua rumah warga Di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo rusak dihantam tanah material longsor. Satu rumah berada di Dukuh Takeran, RT 01, RW 04, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo.

“ Satu rumah lagi milik Sumardi, di Dukuh Belang RT 04, RW 03, Desa Tlogolele. Tak ada korban jiwa atau korban luka dalam musibah ini,” kata Sekdes Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra.

Sementara itu, Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali langsung mendatangi lokasi tersebut.

Data yang terhimpun Akibat Hujan 1 Hari 2 Malam mengguyur Desa Tlogolele Kec. Selo Kab. Boyolali.
Mengakibatkan :
1. Dinding penahan Tanah milik bapak Andi Kurniawan Takeran Rt 01 Rw
04 longsor dan menimpa rumah Bapak Ponidi Takeran Rt 01 RW 04 Desa Tlogolele.
2. Atap Rumah Bapak Sumardi Belang Rt 04 Rw 03 Tlogolele. Kec selo .
Tidak ada korban Jiwa.
Selain itu longsor di jalur SSB meliputi dk tritis lencoh dan jrakah serta 3 rumah rusak berat akibat longsor talud (tebing) untuk itu dihimbau warga yang menempati hunian di sekitar tebing maupun talud, apabila durasi hujan lebih dari 1 jam dihimbau untuk geser ke tetangga terlebih dahulu dan jika hujan terjadi malam hari diharapkan ada patroli siaga desa. BPBD setiap saat melakukan patroli kebencanaan di 23 kecamatan dan Posko Induk BPBD siaga 24 jam penuh.