Fokus Jateng – BOYOLALI, – Situs Gunung Pulutan atau di sebut juga Pesanggrahan Siti Maryam yang berada di Desa Jelok, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, cukup menarik bagi penggemar wisata religi. Situs ini berada di atas gumuk atau bukit kecil di atas bukit kecil ini tumbuh pohon -pohon besar sehingga suasananya asri dan juga mistis.
Siti Maryam merupakan tokoh yang pernah hidup di lingkungan pesanggrahan ini. Beliau adalah waliyah yang menyebarkan agama islam di wilayah terebut. Sedangkan pesangrahan ini bagian petilasannya dalam penyebaran agama islam.
“Beliau adalah wali yang menyebarkan agama islam di wilayah ini. Sedangkan pesangrahan ini bagian petilasannya dalam penyebaran agama islam,” kata Hariyanto (57) warga setempat.
Di petilasan ini terdapat beberapa artefak seperti, arca nandi yang kondisi kepalanya telah hilang. Lokasinya di bawah pepohonan yang besar. Hampir artefak di sini semua dianggap keramat. Sehingga dikerudungi kain berwarna hijau.Demikian juga bangunan di luar pesanggrahan, terdapat setidaknya enam buah batu yang berjejer Seperti arca tadi, juga dikerudungi kain warna hijau, artefak lainnya adalah batu lingga namun peletakanya terbalik.
“Konon batu-batu itu berada di tempat terpisah. Kemudian, batu-batu itu secara gaib memberi isyarat minta dipindahkan ke dalam kompleks petilasan. Anehnya, batu tumpuk itu berada pada posisi tegak berdiri. Padahal kondisinya miring dengan bentuk batu di atas lebih besar dari yang untuk tumpuan.”
Dia mengatakan, sudah sejak puluhan tahun lalu posisi dan bentuk lingga-lingga tersebut tidak berubah.Lalu pada bagian kuncup pesanggrahan berukuran 4×5 itu juga berdiri bangunan yang di dalamnya terdapat arca yang kondisinya sama dengan batu lainnya, tertutup kain warna hijau.
“Dulu sering dikunjungi pedagang sapi, mereka melakukan ritual agar dagangannya laris. Ada juga untuk kepangkatan maupun yang ingin punya keturunan,” imbuhnya.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disdikbud Boyolali, Eko Sumardiyanto, Situs Gunung Pulutan atau Pesanggrahan Siti Maryam, memiliki peninggalan Benda Cagar Budaya dari masa klasik, diperkirakan sudah ada sejak abad 9. Peninggalan benda cagar budaya itu, lanjut dia, antara lain arca nandi dengan bagian kepalanya yang hilang dan beberapa lingga semu atau lingga patok. Beberapa lingga patok itu diberdirikan secara terbalik di halaman pesanggrahan. Beberapa lingga patok itu tampak ditutup menggunakan kain warna hijau dan putih. Sedangkan arca nandi ditutup menggunakan kain putih. Di situs itu juga terdapat bangunan pesanggrahan. Bangunan permanen itu tak begitu luas.
“Di dalam bangunan pesanggrahan terdapat lingga besar juga diberdirikan secara terbalik, dua arca, dan yoni yang dalam kondisi banyak kerusakan dan cerat yang sudah tidak ada,” jelasnya. Jumat 2 Februari 2024.
figur lembu Nandini banyak dijadikan arca pada percandian Hindu di Jawa, terutama dari periode Medang Mataram, khususnya pada percandian yang memuja Dewa Syiwa. Di situs tersebut, imbuh dia, juga terdapat satu arca baru berbentuk perempuan setengah badan, warga meyakini sebagai perwujudan Siti Maryam.
“Di Pesanggarahan Siti Maryam itu, memang dari dulu sering digunakan warga sebagai tempat ritual. “ (**)
Menengok Situs Purbakala, Pesanggrahan Siti Maryam Jelok Cepogo

Situs ini berada di wilayah Desa Jelok, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Di tengah areal ladang penduduk (doc/Fokusjateng.com)