FOKUS JATENG-BOYOLALI-Keluarga Yanuar dan Siti warga Kampung Sumberlerak, Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali Kota, hanya bisa pasrah dengan kondisi rumahnya yang terancam runtuh akibat tanah di belakang rumahnya longsor. Kini mereka terpaksa harus mengungsi kerumah salah satu kerabatnya.
Peristiwa yang terjadi pada Jumat (17/1/2020) dinihari ini, menimpa dua rumah.
Selain kamar mandi dan dapur milik Yanuar ambrol ke sungai di belakang rumahnya. Longsor juga merusak pondasi kamar mandi kediaman Siti, akibatnya posisi kamar mandinya kini menggantung di bibir sungai.
Beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian pukul 03.50 tersebut. Karena keluarga Yanuar sudah melakukan antisipasi sebelumnya. Mengingat sebelumnya, mereka sudah curiga dengan adanya tanda-tanda bagian belakang rumah bakal longsor.
“Untuk sementara, keluarga Yanuar mengungsi ke rumah lain di kawasan sekitar gedung PN Boyolali,” ujar Joko Respati Mulyadi (52) warga setempat.
Dijelaskan, longsor mulai terjadi pada pukul 03.30. Awalnya, longsor mengakibatkan pondasi rumah bagian belakang menggantung. Namun, tak lama kemudian rumah bagian belakang yaitu kamar mandi dan dapur iku ambrol. “Tak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian itu,”katanya.
Dijelaskan, saat kejadian memang cuaca cerah. Bahkan, hujan sudah tidak turun sejak dua hari terakhir. Hanya saja, beberapa hari sebelumnya, terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Sehingga kawasan yang berada di pinggir jurang dikhawatirkan longsor.
“Sebagian warga pun kini meningkatkan kewaspadaan karena khawatir longsor bakal meluas.”
Sebagai antisipasi, warga yang memiliki rumah dekat jurang senantiasa rutin mengecek kondisi rumahnya. Jika ada tanda- tanda longsor, maka mereka pun bisa secepatnya menyelamatkan diri.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Bambang Sinungharjo mengaku sudah mengingatkan warga agar senantiasa waspada menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
“Yang penting, warga waspada.”
Sebagai antisipasi, pihaknya juga sudah menyiapkan posko terpadu sehingga setiap kejadian bencana dapat diketahui secara cepat. Sekaligus dilakukan pertolongan maupun evakuasi terhadap para korban. “Di posko selalu ada petugas piket selama 24 jam. Selain petugas BPBD, juga ada tim SAR, relawan serta TNI dan Polri,” pungkasnya.