FOKUS JATENG-BOYOLALI-Berniat membuka peluang usaha bagi masyarakat, serta memberdayakan agar produktif, Pemkab Boyolali pemberian pelatihan yang mengacu pada kebutuhan pasar atau industri.
Balai Latihan Kerja (BLK) di Boyolali kini memiliki 31 paket pelatihan. Seluruh paket tersebut mengalami pengurangan 50 persen dari paket yang ada di Tahun 2019. “Itu karena sekarang pemerintah di tahun 2020 ini mendirikan 1.000 BLK komunitas atau BLK Swasta, jadi sebagian kegiatan diberikan kepada BLK Swasta,” ungkap Kepala UPT BLK Boyolali, Budi Susilowati di kantornya. Jumat (17/1/2020).
Sebanyak 29 paket yang dilaksanakan di kantor BLK di kawasan Randusari; Kecamatan Teras, dan dua paket melalui Mobile Training Unit (MTU). Paket tersebut terbagi dalam berbagai jenis pelatihan, salah satunya yakni menjahit.
“Sebanyak 8 paket program terdiri dari 6 paket menjahit komponen pakaian, dan 2 paket menjahit sesuai style. Untuk menjahit komponen pakaian itu program yang dikhususkan, maksudnya konsumsinya untuk pekerja garmen atau konveksi. Tapi untuk menjahit pakaian sesuai style, belajarnya mulai dari membuat pola, memotong kemudian juga menjahit,” terangnya.
Selain menjahit, ada pula paket otomotif, teknik manufaktur, bisnis manajemen, teknologi informasi dan komunikasi, desain grafis, teknik elektronika, teknik refrigasi, kejuruan bangunan, las, dan Prossesing Pertanian. “Diterima 16 peserta dalam satu kelas, tidak boleh kurang atau lebih,” ungkapnya.
Pada tahap pertama tahun 2020, pihaknya telah melaksanakan program MTU di empat desa di Kabupaten Boyolali. Pertama, di Desa Jaten; Kecamatan Klego dengan pelatihan menjahit, yang kedua di Desa Banyu Urip; Kecamatan Klego dengan pelatihan tata boga. Untuk kaum disabilitas difokuskan di Desa Bangak; Kecamatan Banyudono.
“Dan keempat kelompok Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Kabupaten Boyolali di Desa Ngargosari; Kecamatan Ampel,” tuturnya.
Masa pendaftaran BLK Boyolali sudah dibuka, dan Februari akan dimulai pelatihan serta tanpa pungutan biaya. Untuk anggarannya sendiri, pihaknya menjelaskan bahwa ada dua sumber dana yang didapat, yakni dari Anggaran Belanja Pendapatan Negara (APBN) sekitar Rp 2,3 miliar dan Anggaran Belanja Pendapatan Daerah (APBD) yang terdiri dari pendidikan dan keterampilan Rp 156.055.000, pengadaan sarana prasarana pendidikan Rp. 183.059.000 serta pemeliharaan rutin Rp 25.993.000.
“Mudah-mudahan segera mendaftarkan bagi yang ingin segera kerja agar mendapatkan keterampilan. Ikuti pelatihan dengan sebaik-baiknya, dengan sungguh-sungguh, dan manfaatkan hasil keterampilan untuk menunjang masa depan. Mungkin ingin berwirausaha, atau bekerja di suatu perusahaan. Karena di Boyolali kebetulan banyak pabrik yang ada,” pungkasnya.