Fokus Jateng-BOYOLALI, -Harga bahan pangan beras dikabarkan belum turun sejak lebaran pertengahan April lalu. Pedagang di Pasar Boyolali mengakui harga beras dipasaran masih tinggi bahkan cenderung fluktuatif.
Harga beras paling murah menyentuh Rp 13 ribu perkilogram. Sedangkan beras medium berkisar Rp 14 ribu – Rp 15 ribu perkilogram. Untuk beras kualitas premium menyentuh Rp 17 ribu per kilogramnya. Sedangkan kemasan lima kilogram berkisar Rp 62 ribu merek stroberi untuk kualitas paling rendah. Lalu kualitas medium Rp 66 ribu – Rp 77 ribu untuk merek lele, gajah dan mentari. Sedangkan kualitas premium masih tinggi diharga Rp 80 ribu – Rp 83 ribu.
“Harga beras masih tinggi. Standarnya kan Rp 200-an ribu per sak. Jadi ya, kalau bisa kembali Rp 200-an ribu, atau Rp 250 ribulah kalau standar pertama. Sekarang paling murah Rp 305 ribu per sak,” kata pedagang sembako di Pasar Tradisional Boyolali Heni Nila Sari. Selasa 4 Mei 2024.
Dia juga mengaku heran, bahwa beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) justru semakin melejit.
“Malah beras SPHP dari pemerintah justru naik dari harga penjualan Rp 54 ribu sekarang Rp 58 ribu per 5 kilogram, bahkan mungkin lebih. Jadi beras lain mulai turun, SPHP malah naik. Jadi itu karena apa, saya juga kurang tahu.”
Salaha satu pembeli di Pasar Boyolali, Suwarti mengatakan, sebelumnya ia selalu memburu beras SPHP, karena paling murah. Namun sejak sebulan ini harganya melejit hingga menjadi paling mahal diantara beras lainnya.
“Akhirnya ya saya cari beras yang lebih murah.”
Kendati demikian ia berharap pemerintah bisa segera mengatasi kenaikan harga beras yang kian tak terbendung.
” Saya kok jadi was-was kenaikan beras akan terus terjadi ke depan nanti, lalu bagaimana nasib kami nanti,” ujarnya. (**)