FOKUS JATENG-BOYOLALI-Inflasi yang tinggi dan tidak terkendali akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat serta meningkatnya kemiskinan. Karena garis kemiskinan akan meninggi mengikuti tingginya inflasi. Oleh sebab itu diperlukan upaya pengendalian agar inflasi senantiasa terjaga stabil dan relatif rendah.
Hal tersebut disampaikan Kabag Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UKM Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jawa Tengah, Safitri Handayani pada Selasa (3/9/2019). Dia hadir dalam acara Capacity Building Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah dengan mengambil tema penggunaan sistem ozon sebagai teknologi paska panen untuk menjaga ketersediaan yang digelar di Ruang Cempaka Setda Kabupaten Boyolali yang dihadiri Tim TPID Kabupaten se-Jawa Tengah.
“Komuditas pangan secara historis merupakan faktor penyumbang inflasi yang dominan. Sehingga ketersediaan komoditas dengan input harga yang stabil merupakan syarat terkendalinya inflasi,” ungkap Safitri.
Manurutnya, salah satu aksi dalam mengimplementasikan teknologi ozon mampu memperpanjang masa simpan produk pertanian dengan biaya relatif lebih murah dibanding mesin penyimpanan lain. Sehingga sangat tepat diterapkan pada komoditas yang terkenal sering muncul sebagai pemicu inflasi seperti cabai, sayuran serta bawang merah.
“Teknologi ozon ini menggunakan teknologi ramah lingkungan berfungsi untuk memperpanjang masa simpan sayur dan buah menjadi tahan lama. Meminalisir pertumbuhan bakteri virus dan jamur penyebab pembusukan,serta mengurangi pestisida,” ujarnya.
Asisten Ekonomi Pembangunan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Boyolali, Widodo mengatakan bahwa Kabupaten Boyolali berupaya untuk bisa mengendalikan dan menjaga inflasi. Hal tersebut telah diwujudkan dengan mengimplementasikan teknologi ozon di Kelompok Tani Aspakusa Makmur Boyolali.
“Dengan sistem itu ternyata bisa memasuki pasar. Kita bisa masuk Transmart, bisa masuk grosir yang lain. Artinya bahwa dengan sistem itu menjaga meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.