Mengolah Susu Menjadi Produk Bervariatif dan Bernilai Tinggi ala Petani Boyolali

Praktik membuat makanan olahan berbahan baku susu murni untuk kelompok wanita tani di Boyolali. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Kabupaten Boyolali sudah dikenal dengan melimpahnya produk dari hasil ternak terutama ternak sapi. Seiring dengan banyaknya jumlah sapi yang dibudidayakan di Kota Susu ini, banyak juga hasil olahan yang berasal dari susu sapi.

Hal tersebut yang sedang dikembangkan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali untuk lebih meningkatkan daya jual produk. Seperti yang dilakukan Bidang Usaha Peternakan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Disnakkan Kabupaten Boyolali dengan menyelenggarakan Pelatihan Pengolahan Hasil Peternakan di aula Disnakkan pada Senin (22/10).

“Tujuannya untuk peternak sapi di wilayah persusuan kita latih pengolahan susu supaya mereka tidak hanya menjual susu dalam keadaan segar, tetapi bisa mengolahnya untuk meningkatkan nilai dari susu itu sendiri,” jelas Kabid Usaha Peternakan dan Kesmavet Disnakkan Kabupaten Boyolali, Dhian Mujiwiyati.

Memiliki enam kecamatan yang menjadi wilayah persusuan di Kabupaten Boyolali, diharapkan Kelompok Tani Ternak (KTT) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) dapat berkembang dengan baik. Keenam kecamatan tersebut yakni Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Ampel, Boyolali dan Mojosongo yang akan menjadi target dari pelatihan pengolahan hasil peternakan.

“Jadi kami ingin pelatihan ini bisa menjadi contoh untuk KWT dan KTT lain supaya bisa mengolah susu menjadi hasil olahan lainnya agar bisa menambah nilai tambah seperti menjadi olahan eskrim, yoghurt, permen susu dan lainnya,” terang Dhian.

Dalam kesempatan tersebut, KWT Rukun Makmur Dukuh Tawangsari; Desa Musuk; Kecamatan Musuk berkesempatan memperoleh pelatihan yang pertama kali. Dilanjutkan KTT Tunas Muda  Desa Karangnongko; Kecamatan Mojosongo pada Kamis (25/10), dan KWT Melati Putih Desa Jurug; Kecamatan Mojosongo pada Selasa (6/11), dan terakhir untuk KTT Gemi Nastiti Desa Mriyan; Kecamatan Musuk pada Kamis (8/11).

Ketua Kelompok KWT Rukun Makmur, Sri Sularmi mengaku senang dengan adanya pelatihan ini. Menurutnya, karena pihaknya belum pernah mengikuti kegiatan semacam ini. hal tersebut Ia manfaatkan agar menjadi kesempatan yang baik untuk peternak disana.

“Di lingkungan kami banyak produk ternak sapi jadi otomatis bahan baku itu sudah ada, sekarang mendapat kesempatan mendapat ilmu membuat es krim dari susu, bisa dipraktekkan di kelompok,” terangnya singkat.

Untuk hasilnya, dia menyebut akan dipasarkan secara lokal terlebih dahulu. Hal tersebut sebagai acuan dia agar dapat melangkah menuju pasar yang lebih besar sehingga perekonomian peternak sapi bisa meningkat.