FOKUS JATENG – SRAGEN – Ratusan orang yang tergabung dalam Komunitas Kicau Mania Sragen mengelar aksi di depan Pemkab Sragen Selasa 14 Agustus 2018 sekitar pukul 10.30 WIB. Penggemar burung yang datang ini berasal dari berbagai wilayah. Seperti Gemolong, Sumberlawang, Tanon, Plupuh, Mondokan, Sragen Kota, Sidoharjo, Masaran dan daeraj lainnya.
Kedatangan mereka ke pemkab memprotes Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) No. P20/MENLHK/KUM.1/6/2018. Peraturan tentang jenis tumbuhan satwa yang dilindungi, yang terbit pada tanggal 29 Juni 2018 ini dinilai merugikan pecinta burung.
Listio Budi Utomo, salah satu penggemar burung mengatakan, kedatangannya ingin menyampaikan aspirasi penolakan Peraturan KLHK. Dalam permen itu ada jenis burung yang disebutkan jalak uren, cocak ijo, murai batu, anis kembang dan pleci satwa Indonesia yang harus dilindungi.
“Karena apa para peternak diwajibkan oleh pemerintah untuk ngurus surat SIUP, CV, dan sebagainya. Yang kami takutkan adalah ketika kebijaksanaan dari pusat sampai bawah tidak berjalan bagus. itu nanti dimanfaatkan oleh oknum yang di bawah. Nanti kami ditakut-takuti pajak dan kami ditekan dan dicari kesalahan sehingga biaya tinggi,” bebernya.
Industri burung saat ini di Indonesia, perputaran uang sudah triliunan, bukan miliaran lagi. Di dunia, lanjut dia, bisnis burung ini mendatangkan perputaran uang. Yakni dari penjual pakan, impor pakan burung, impor kandang yang mana dari bawah sampai atas berputarannya sangat luar biasa.
“Selama ini kita berjalan bertahun-tahun tidak pernah disubsidi oleh pemerintah. Tapi kami malah menghidupkan ekonomi kerakyatan. Jadi kami menolak permen tahun 2018. Kami di sini menggelar aksi damai, buka ditunggangi politik,” tegas pria yang akarab dipanggil Budi Ngrambe, ini.
Demo hari ini dilakukan serentak di seluruh Indonesia. Terkait kekhawatiran pemerintah soal kepunahan, dirinya bersama pecinta burung yang lain menerima dengan senang hati. Dia berharap pemerintah bisa melihat dengan mata dan hatinya dibuka bahwa satwa di Indonesia rusak dan mati bukan karena pecinta burung.
“Rusak karena hutannya dihabiskan diganti pohon karet dan sawit, jadi ekosistem rusak dan burung jadi langka,” katanya.
Peserta aksi diterima Kepala Kesbangpol Sragen Heru Martono. Mewakili Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Heru menerima aspirasi perwakilan dari pendemo kicau mania.
“Iya ini surat dari perwakilan. Surat ini akan saya sampaikan ke Mbak Yuni. Karena kebetulan Mbak Yuni lagi padat acaranya,” jelas dia.