Universitas Boyolali Ajak Petani Desa Sukabumi Cepogo Berinovasi melalui Peningkatan Kapasitas PKM 2018

Sosialisasi Program Kemitraan Masyarakat (PKM) UBY 2018 di Desa Sukabumi, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Rabu 1 Agustus 2018. (Istimewa/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – BOYOLALI – Universitas Boyolali (UBY) mengajak para petani di wilayah lereng Merapi-Merbabu Desa Sukabumi, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, untuk terus berinovasi. Yakni mengemas dan mengolah hasil panen agar semakin menggairahkan pasar.

Kegiatan ini dikemas dalam peningkatan kapasitas dan sinergitas Program Kemitraan Masyarakat (PKM) UBY tahun 2018 pada Rabu, 1 Agustus 2018. Peserta yang dilibatkan yakni petani yang tergabung dalam Poktan Sari Bumi/Tani Makmur untuk kelompok pascapanen sayuran. Kemudian UKM Putri Mandiri/Pos Daya Tambah Tentrem untuk kelompok usaha pengolahan pangan.

Capasity building teknik pengemasan sayuran dan pengolahan pascapanen. (credit-Istimewa/Fokusjateng.com)

“Kegiatan ini dilakukan mengingat minimnya pengetahun dan teknologi dalam mengolah hasil pertanian, khususunya petani sayur. Untuk itu Universitas Boyolali memberikan sejumlah pelatihan kepada gabungan kelompok tani dan UKM olahan pangan di Desa Sukabumi, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah,” kata Ketua Tim PKM UBY Ir. Sigit Muryanto, dalam rilis yang diterima redaksi Jumat, 3 Agustus 2018.

PKM UBY tidak hanya memberikan pelatihan teknis pascapanen dan pengolahan hasil pertanian, namun juga memberikan pelatihan capasity building kepada para petani. Materi yang disampaikan yakni motivasi dan sikap wirausaha, teknik pembukuan dan akses permodalan.

Capasity building teknik pengolahan stick berbahan baku dari sayuran. (credit-Istimewa/Fokusjateng.com)

“Kami juga menyampaikan akses pemasaran. Rencana kami tidak hanya Desa Sukabumi, tapi mengembangkan potensi sayur dari desa lain untuk memaksimalkan pemberdayaan masyarakat,” terang dia.

Dikatakan, pelatihan ini sebagai bentuk kepedulian untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan perempuan. Yakni dengan cara memberikan pelatihan teknik pascapanen dan cara mengolah hasil pertanian. “Jadi produksinya agar lebih berkualitas, lebih menarik konsumen di pasara dan memiliki nilai jual lebih tinggi,” paparnya.

Salah satu pelatihan yang disampaikan ke petani yakni penyortiran hasil panen dan grading. Ini dilakukan untuk memisahkan sayuran kualitas 1 (KW1) yang langsung bisa dikemas menggunakan mesin wrapping plastic dan kemasan steorofom menjadi produk kemasan aneka sayur segar berkualitas.

Peningkatan capasity building bagi petani dan perempuan dalam pengolahan sayuran menjadi dawet segar. (credit-Istimewa/Fokusjateng.com)

Sedangkan sayuran grade 2 dan 3 (KW2 dan KW3) selama ini dibuang begitu saja, dikumpulkan dan dibersihkan. Setelah itu disetorkan ke UKM Putri Mandiri 2 sebagai UKM olahan makanan berbahan sayur. Sayur KW2 dan KW3 ini setoran dari Gapoktan Sari Bumi diolah menjadi stick, dawet, selai, maupun sirup dan berbagai produk inovasi lainnya.

“Ini bisa ditemukan di pelatihan,” kata Sigit.

Sementara itu, Rektor UBY Dr. Irnawan Darori, SH, MM menilai pelaksanaan hibah pengabdian masyarakat PKM UBY 2018 ini sangat berhasil. Sebab dapat mengintegrasikan dan mensinergikan Gapoktan Saribumi dengan UKM Putri Mandiri 2 serta kepentingan lainnya.

“Termasuk Pemkab Boyolali, Pemdes dan pihak swasta, perbankan dan lainnya mendukung pelaksanaan kegiatan ini,” tuturnya.