FOKUS JATENG-SEMARANG-Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai salah satu komponen aktif dalam penanggulangan bencana, selalu meningkatkan kapasitas staf dan relawannya, dengan menyelanggarakan pelatihan Manajemen Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitupasna) di Pusdiklat PMI Jawa Tengah, Semarang, Selasa 3 Juni 2018.
Ketua PMI Jawa Tengah, H. Imam Triyanto mengungkapkan bahwa pelatihan sebagai wujud pengembangan kapasitas pelayanan PMI, khususnya di Jawa Tengah. “Jitupasna menjadi bagian penting untuk meningkatkan pelayanan PMI, bersama pemerintah, kepada masyarakat yang terkena dampak bencana,” kata Imam saat membuka pelatihan yang diikuti 35 orang peserta, hingga 7 Juli mendatang.
Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana Indonesia (iPDNA) telah ditetapkan melalui Peraturan Kepala BNPB 15/2010. Pelatihan ini diharapkan “Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan dapat memahami kebijakan dan pengkajian pasca bencana. Juga memahami perencanaan rahabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana, diwilayah yang memiliki potensi bencana erupsi gunung dan gempa-tsunami,” terang Imam didampingi Totok Ari, fasilitator dari BPBD Kebumen dan Dwi Handoko Kasi.Pelayanan Masyarakat PMI Jateng.
Sebanyak 35 Peserta berasal dari PMI diwilayah Gunung Merapi, yaitu Kabupaten Klaten, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali. Kemudian PMI diwilayah Gunung Slamet yaitu Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Purbalingga. Serta diwilayah berpotensi gempa-tsunami yaitu Kabupaten Cilacap, Kebumen dan Purworejo.
Imam juga mengingatkan, agar setiap pelayanan PMI di Jawa Tengah, dapat diketahui oleh masyarakat maupun lembaga yang memberi donator. “Akuntabilitas harus diutamakan, sehingga setiap bantuan maupun aktifitas pemberian bantuan atau pelayanan, harus jelas, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu Jitupasna harus dilakukan dengan cermat,” pesannya.