Pemkab Boyolali Gelar Doa Bersama Lintas Agama Jelang Pemungutan Suara Pigub Jawa Tengah

Doa lintas agama jelang pemungutan suara Pilgub Jateng di Pendapa Gede Pemkab Boyolali Selasa malam 26 Juni 2018. (Dok. Diskominfo Boyolali/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Tahapan demi tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Tengah 2018 telah dilalui Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Boyolali. Tinggal menunggu waktu pelaksanaan pemungutan suara yang akan digelar pada Rabu 27 Juni 2018.

Dengan harapan agar pemungutan suara berjalan sukses dan lancar, KPU Boyolali menggelar doa bersama lintas agama pada Selasa (26/6) di Pendopo Gede Boyolali. Doa disampaikan dalam lima agama yakni Islam, Budha, Hindu Kristen dan Katholik yang dipimpih oleh pemuka agama masing-masing.

Ketua KPU Kabupaten Boyolali, Siswadi Sapto Harjono menjelaskan doa bersma ini sebagai upaya memohon kepada Tuhan agar pesta demokrasi tingkat Provinsi Jawa Tengah ini dapat berjalan sesuai harapan semua pihak.

“Doa bersama menjadi sebuah upaya atau ikhtiar dari kita bersama memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang memberi kehidupan pada kita semua agar pemungutan dan penghitungan suara Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Tengah yang akan dilaksanakan besok pagi Rabu, 27 Juni berjalan lancar, aman, damai dan sukses,” terannya.

Untuk itu pihaknya juga meminta dukungan semua pihak khususnya warga Boyolali untuk membantu kesuksesan Pilkada ini dengan menggunakan hak pilihnya.

“Kami mohon masyarakat Boyolali untuk menggunakan hak pilihnya, datang ke TPS terdekat,” harap Siswadi.

Sementara Asisten Tata Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda. Kabupaten Boyolali, Bony Facio Bandung juga berharap pemungutan suara dapat berjalan sukses.

“Harapan pemerintah partisipasi pemilih di Boyolali bisa mencapai 77,5 persen bisa tercapai,” ungkap Bony.

Tujuan tersebut dapat tercapai atas bantuan dan kerjasama maksimal berbagai pihak. Setidaknya dengan saling mengingatkan untuk hadir di TPS. Menurut Bony pemilu merupakan sebagai sarana memilih pemimpin.

“Pemilu adalah alat yang paling efektif memilih pemimpin secara nasional. Beda pilihan boleh, beda partai boleh yang penting rukun dengan tanggane,” tandas Bony.