FOKUS JATENG-SRAGEN-Sejumlah pemuda yang terbentuk dalam Ikatan Pemuda Pemudi Dusun Ngaringan (IPPSI) Desa Gading, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen membangunkan warga untuk sahur dengan cara unik. Yakni keliling dusun menabuh alat ala kadarnya, seperti kentongan, ember, panci, dan lain sebagainya.
Meski hanya alat seadanya, namun suara yang ditimbulkan cukup menarik warga. Ketua Karang Taruna IPPSI Edi Sumantri mengatakan, sudah sejak dulu memiliki tradisi keliling kampung membangunkan warga untuk sahur. Tradisi ini sudah dilakukan secara turun-temurun.
“Teman-teman membuat kentongan dari bambu dan membuat pemukul kentongan serta bass dari ember bekas sejak sore. Mereka siapkan untuk keliling kampung,” katanya Kamis 17 Mei 2018.
Para pemuda ini sejak habis salat Isya sudah berkumpul di salah satu simpang empat dusun. Di tengah-tengah berkumpul itulah alat-alat untuk membangunkan warga disiapkan. Selain itu mereka juga jaga ronda dan mengisi waktu sore dengan main catur, karambol dan game online.
Saat jarum jam menunjukan pukul 02.30 WIB, saatnya pemuda kampung ini memasang alat-alat membangunkan sahur di badan mereka. Meski dinginnya suasana malam hari, namun mereka tetap semangat demi berbuat kebaikan di bulan suci Ramadan.
“Kita melakukan kegiatan ini dengan iklas demi ibu-ibu kita agar tidak terlambat masak nasi dan lauk di dapur untuk sahur. Selain itu kami juga memiliki kegiatan sambil keliling kampung sahur juga mengambil jimpitan beras satu gelas kecil dari warga yang di pasang di depan pintu,” terangnya.
Sementara itu, Singgih (22), anggota Karang Taruna Dusun Ngaringan menjelaskan, group sahur-sahur di kampung mereka pada tahun kemarin sempat menjuarai tingkat 2 dari pesaing 10 dusun. Lomba itu memperebutkan piala dan hadiah dari Kepala Desa Gading dengan takbir keliling menggunkan alat dan nada yang sama untuk membangunkan warga.
“Iya Mas, grup sahur-sahur tahun kemarin dapat penilian juara dua dari Bu Lurah, sebagai grup yang kompak dan kreatif menggunakan alat musik untuk sahur dan takbir keliling,” ujar dia.