FOKUS JATENG-BOYOLALI-Memancing ikan bagi sebagian orang sangat mengasyikan karena memiliki sensasi sendiri. Di kala cuaca kurang bersahabat, memancing di kolam atau di embung bisa menjadi alternatif mengobati rasa rindu untuk memancing.
Hal itu merupakan salah satu alasan para Karang Taruna Desa/Kecamatan Musuk. Mereka memanfaatkan kawasan embung di desa setempat Senin 5 Februari 2018. Embung dengan kapasitas sekitar 100.000 meter kubik itu kini tak hanya dimanfaatkan sebagai sumber air bersih bagi Perusahaan Umum Daerah (PUDAM) Tirta Ampera Boyolali.
Lokasi embung yang berada tak jauh dari pemukiman, serta kondisi embung yang cukup luas, tak heran jika banyak ikan air tawar. Tentu saja, para pemancing mania tak mau melewatkan kesempatan untuk menyalurkan hobinya.
Saat senja menjelang di tepi embung sudah banyak berjejer dengan membawa kailnya masing-masing. Bahkan hingga larut malam pun terkadang masih adayang memancing di embung ini.
Seperti yang dilakukan, Sudrajat (44) warga Desa/Kecamatan Musuk. Seharian dia betah duduk dipinggiran embung dengan memegangi joran pancingnya. Pandangannya senantiasa tertuju pada mata pancing yang dia lempar kedalam embung. Beberapa kali ia menarik pancingnya karena umpanya di makan ikan. Hasilnya, lumayan, Sudrajat mengaku pernah mendapatkan ikan sebanyak 7kilo untuk dibawa pulang. Dia pun bisa menyalurkan hobinya tanpa harus pergi jauh.
“Kalau liburan saya biasa mancing di waduk Cengklik Ngemplak atau Waduk Kedung Ombu kemusu,” katanya.
Namun kini memancing dapat dilakukan tak jauh dari rumahnya. Di embung itu, bahkan ada berbagai jenis ikan, ukurannya pun juga banyak yang besar. “Lumayan untuk hiburan daripada nganggur di rumah,” imbuhnya.
Para pemancing ternyata tidak hanya datang dari Boyolali. Mereka ikut memancing setelah mendengar informasi dari mulut ke mulut maupun sosial media. Kondisi jalan di sekitar embungterhitung cukup luas, sehingga hampir setiap sore kawasan embung cukup ramai. Sejumlah warga terlihat juga melakukan olahraga ringan seperti joging di sekitar embung, atau sekedar nongkrong di tepi embung.
Menurut salah satu panitia, Lilik, embung Musuk dibuka sebagai lokasi pemancingan sejak Minggu (13/3/2016) lalu. Selain siang hari mulai pukul 06.00-16.00, juga malam hari dari pukul 20.00 -04.00.
“Hari libur, tiket masuk Rp20.00. kalau hari biasa Rp 15.000. Lumayan ramai, malam hari pun juga banyak yang datang,” katanya.
Pemancingan di embung itu, dikelola oleh Karang taruna dukuh setempat, yakni Dukuh Tegal Sari, Jambesari dan Recosari, Desa Musuk. Pengelola juga tidak membatasi jumlah ikan yang di pancing. “Dapat ikan berapapun boleh dibawa pulang tanpa ada biaya tambahan,” imbuhnya.
Dia menuturkan, kegiatan pemancingan dilakukan hingga air surut saat puncak kemarau mendatang. Dalam sebulan, satu pekan ditutup agar ikan bisa berkembang. Sedangkan pendapatan tiket masuk seluruhnya untuk kas karang taruna setempat.