Warga Karanganyar Pertanyakan Kualitas Beras OP. Ini Tanggapan Bulog…

Operasi Pasar beras Bulog yang kurang diminati masyarakat karena kualitasnya di bawah beras medium. (Suroto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-KARANGANYAR-Operasi Pasar (OP) yang digelar Bulog bekerja sama dengan Pemkab Karanganyar, tak  berjalan mulus. Sebab, Operasi Pasar yang menjual beras murah dengan harga Rp 9.000 per kilogram itu kurang diminati karena kualitasnya  yang kurang baik.

“Mau beli banyak takut tidak bisa dimasak karena warna beras kusam dan baunya seperti raskin,” kata Suwanti kepada awak media saat mengikuti OP di Pasar Jongke, Karanganyar, Jumat 19 Januari 2018.

Warga Karanganyar itu menilai, kualitas beras yang dijual oleh Bulog tersebut memiliki kualitas dibawah beras medium. Sebab, selain terlihat kusam dan berbau, beras Bulog juga pecah-pecah atau tidak utuh. Perempuan yang satu ini mengurungkan niatnya untuk membeli beras bulog dalam jumlah cukup banyak.

“Sebenanya mau membeli 50 kilogram atau satu kuintal. Tapi melihat kualitas beras seperti ini (kurang bagus) tidak jadi saja,” ucapnya.

Hal senada diungkapkan Sardi, warga Karanganyar yang menyatakan beras yang dijual dalam Op itu kurang cocok untuk dikonsumsi. Kualitas beras medium, kata Sardi, seharusnya bisa lebih baik dibanding dengan beras yang saat ini di jual oleh bulog.

Namun, karena membutuhkan beras untuk konsumsi  keluarga, dirinya  memutuskan tetap membeli dalam jumlah sedikit. “Saya beli 5 kilo untuk dicampur dengan beras yang kualitasnya lebih bagus sedikit,” jawabnya.

Melihat antusiasme masyarakat Karanganyar yang minat terhadap beras OP, Kasi Operasional dan Penyaluran (OPP) Bulog Subdivre Surakarta, Nanang Hariyanto menjelaskan jika beras yang disediakan telah diolah dengan baik. Beras Bulog yang digunakan OP sama seperti beras  pada umumnya.

“Beras medium yang digunakan untuk OP  pada dasarnya juga baik, karena telah diolah secara maksimal. Kita juga langsung ambil dari gudang,” kilahnya.

Dalam OP kali ini, Bulog mengeluarkan sekitar 11 ton untuk dua lokasi yang berbeda. Yakni  7,2 ton di Pasar Jungke dan 4 ton di Pasar Palur. Bagi masyarakat yang ingin membeli, Bulog tidak membatasi berapapun jumlah yang ingin dibeli. “Kalau untuk stok di gudang masih aman hingga tiga bulan ke depan,” tandasnya.