FOKUS JATENG-BOYOLALI-Setelah melewati tahapan penanaman dan perawatan, petani di Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak menuai hasilnya. Padi yang ditanam pada masa tanam I tahun 2017/2018 ini memperoleh hasil yang memuaskan. Hasil yang diperoleh petani dari satu hektare lahan menghasilkan hingga 8,5 ton gabah kering. Atas hasil tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani setempat. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Boyolali, Sri Ardiningsih dalam acara panen raya padi di hamparan kelompok tani Sedyo Luhur Desa Dibal; Kecamatan Ngemplak pada Kamis 11 Januari 2018.
“Dengan hasil hasil panen banyak, harga bagus hingga Rp 5.500 ini [per kilogram] dan petani menjadi sejahtera,” harap Ardiningsih.
Panen kali ini merupakan hasil kerjasam antara petani yang tergabung dalam empat kelompok tani (klomtan) di Desa Dibal bersama dengan Kementeraian Pertanian serta jajaran TNI dari Kodim 0724/Boyolali. 1 hektare bisa panen 8,5 ton gabah kering panen.
“Terima kasih kepada Kementerian Pertanian, pak Dandim dan jajaran serta dari Dinas Pertanian Boyolali yang telah bekerja bersama. Mudah-mudahan yang baik akan diteruskan di masa akan datang,” imbuh Ardiningsih.
Sementara Direktur Pemasaran dan Pengolahan Hasil Hortikultura (PPHP Kementerian Pertanian (Kementan), Yasid Taufik menjelaskan pihaknya telah mengawal sejak penanaman hingga pemanenan. “Mengawal bersama jajaran TNI dan Dinas Pertanian setiap dua minggu sekali untuk mengawal LTT [Luas Tambah Tanam] memastikan bahwa lahan sawah kita ditanam,” terang Yasid.
Kendala yag dihadapi pihak petani menurut Yasid, kurangnya curah hujan yang kurang pada awal masa tanam pada bulan September-November. Namun dengan upaya dan kegigihan petani dari semula sulit ditanam dan saat ini telah memperoleh hasilnya setelah curah hujan membaik pada sekitar Desember.
“LTT di Boyolali luar biasa. Bukan hanya dicapai target yang ditentukan bahkan melampaui target’” imbuhnya.
Untuk mempertahankan perolehan ini, pihaknya berpesan kepada petani agar tidak membiarkan ada lahan yang menganggur. “Produktifitas tinggi dan hasil dihargai pada harga wajar menuju kesejahteraan petani itu harapan pemerintahan,” pungkasnya.