Dua Musim Tak Panen, Petani Tembakau Manisrenggo Klaten Beralih Tanam Jagung

Cuaca panas mendukung kualitas produik bagi petani tembakau di Klaten, Kamis 3 Agustus 2017. | Joko Larsono (/Fokusjateng.com)

Cuaca panas mendukung kualitas produik bagi petani tembakau di Klaten, Kamis 3 Agustus 2017. | Joko Larsono

FOKUS JATENG – KLATEN – Para petani tembakau di wilayah Kecamatan Manisrenggo, Klaten merasa lega setelah cuaca pada pertengahan tahun ini cerah. Sebelumnya, para petani tembakau di wilayah tersebut selama dua musim atau masa tanam tembakau mengalami gagal panen akibat curah hujan yang cukup tinggi.



Ketua Paguyuban Penyelamat Kretek Indonesia Aryanta Sigit Suwanta memprediksi pada pertengahan September 2017 ini para petani tembakau di wilayah Manisrenggo akan memulai memanen tembakau.

Baca juga: Tungguk Tembakau, Eksistensi Kearifan Lokal dari Lereng Merbabu Boyolali

”Memanennya tidak bareng. Namun kami kawatir September dan Oktober nanti turun hujan. Kalau bulan itu turun hujan, tembakau rusak dan daya jual rendah,” katanya kepada wartawan Kamis 3 Agustus 2017.

Luasan yang ditanami tembakau pada tahun sebelumnya, kata dia, 529 hektare yang ada di Kecamatan Manisrenggo. Namun, karena curah hujan pada waktu itu para petani tembakau saat berkurang dan memilih beralih menanam jagung.

”Mungkin mereka trauma. Kalau soal penjualan, disini sebagian penjulan modern dan tradisional. Karena sebagian petani hasil panenya di beli oleh perusahaan pabrik rokok,” katanya.



Suyono (50), petani setempat mengaku memilih beralih ke tanaman jagung. Sebab, dua musim tidak menunaikan hasil dari tembakau akibat cuaca yang selalu memburuk. “Modalnya yang buat dua musim belum kembali, ya akhirnya beralih ke tanam jagung,” katanya.

Baca juga: Harapan Petani Tembakau Lereng Merapi di Musim Panen di Bulan Agustus