FOKUSJATENG.COM, KARANGANYAR – Di tengah dinamika pembangunan yang kian pesat, Kabupaten Karanganyar menunjukkan kedewasaannya dalam menyikapi perbedaan. Seruan sejuk dari Ketua DPRD Karanganyar, Bagus Selo, untuk menyelesaikan diskursus rencana pembangunan Bukit Doa Holyland Gondhangrejo melalui musyawarah, menjadi sinyal positif yang dinantikan para investor. Ini bukan sekadar ajakan damai, melainkan sebuah jaminan bahwa Karanganyar adalah rumah yang aman dan nyaman untuk menanamkan modal.
Sikap kepemimpinan yang mengedepankan dialog untuk mengatasi pro dan kontra di Kecamatan Gondangrejo tersebut dipandang sebagai fondasi penting bagi terciptanya iklim usaha yang stabil dan prediktif. Ketika semua pihak diajak duduk bersama untuk mencari solusi, pesan yang sampai ke dunia luar adalah bahwa setiap persoalan di Bumi Intanpari dapat diselesaikan dengan kearifan lokal, bukan dengan kegaduhan.
“Mari kita bicara dari hati ke hati, mencari titik temu, bukan memperlebar perbedaan,” ujar Bagus Selo, di ruang kerjqnya Selasa (23/9 ). Pernyataan ini layaknya oase di tengah perbincangan yang menghangat, sekaligus menegaskan komitmen daerah dalam menjaga harmoni sosial—sebuah aset tak ternilai bagi pertumbuhan ekonomi.
Bagi investor, stabilitas sosial adalah segalanya. Ajakan Bagus Selo agar pihak yayasan proaktif melakukan sosialisasi transparan dan masyarakat menyalurkan aspirasi secara konstruktif adalah cerminan dari ekosistem yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah dan legislatif tidak hanya berfokus pada perizinan, tetapi juga peduli pada penerimaan masyarakat dan keberlanjutan proyek jangka panjang.
“Ketika polemik ini cepat selesai secara damai, kepercayaan akan meningkat. Ini akan menjadi magnet bagi investasi lain untuk masuk, khususnya di wilayah Gondangrejo yang potensinya terus berkembang,” ungkap Bagus Selo di akhir perbincangan.
Harapan ini sangat beralasan. Penyelesaian yang elegan atas diskursus Holyland akan menjadi preseden baik. Ini membuktikan bahwa Karanganyar mampu mengelola dinamika sosialnya dengan baik, sehingga investor tidak perlu ragu dengan risiko non-teknis di kemudian hari.
Pada akhirnya, ajakan untuk kembali pada semangat kekeluargaan dan gotong royong bukan hanya untuk meredam polemik. Lebih dari itu, ini adalah strategi jitu untuk memoles citra Karanganyar sebagai daerah tujuan investasi yang prospektif, di mana kemajuan pembangunan berjalan selaras dengan kedamaian warganya. Sebuah Karanganyar yang sejuk dan toleran adalah Karanganyar yang siap menyambut masa depan ekonomi yang lebih cerah untuk kesejahteraan seluruh masyarakatnya. ( bre )