Fokus Jateng-BOYOLALI,- Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali mengurangi anggaran distribusi air bersih ke desa-desa terdampak kekeringan. Selain minimnya permintaan, hal ini dilakukan karena beberapa daerah mulai diguyur hujan, memasuki peralihan musim hujan.
“Sampai saat ini permohonan dari masyarakat yang tahun kemarin terdampak kekeringan sedikit sekali yg mengajukan,” jelas Kabid Kedaruratan dan Logistik, Suparman, Kamis 11 September 2025.
Ia menjelaskan distribusi air bersih dikurangi di sejumlah wilayah, kecuali di wilayah yang masih membutuhkan suplai air. Disebutkan hingga bulan September ini, BPBD sudah menyalurkan sebanyak 55 ribu liter air untuk 1.086 jiwa.
“Total hingga sekarang, baru ada 11 tangki yang disalurkan untuk 7 dukuh di 4 desa, seluruhnya berbeda kecamatan,” katanya.
Permintaan terbanyak datang dari Desa Kedungrejo, Kecamatan Kemusu dan Desa Dragan, Kecamatan Tamansari masing masing 4 tangki dengan total 20 ribu liter tiap desa.
Disusul Desa Jatilawang, Kecamatan Wonosamudro sebanyak 2 tangki serta Desa Kembang Kuning, Kecamatan Cepogo 1 tangki.
Adapun besaran anggaran yakni Rp 142 juta diambil dari anggaran murni APBD Boyolali, sedangkan pada anggaran perubahan dikurangi menjadi Rp 71 juta.
Menurut Suparman berdasarkan rilis BMKG, masih ada potensi bencana lain seperti hujan deras dan angin kencang serta ancaman tanah longsor.
Terkait hal itu, masyarakat diimbau untuk tetap mewaspadai adanya potensi bencana saat terjadi kemarau basah. Hal ini dikarenakan cuaca ekstrem masih sering mengintai sehingga dapat menimbulkan kerugian material seperti pohon tumbang, rumah ambruk hingga tanah longsor.
“Jadi tetap harus waspada sehingga saat terjadi musibah atau bencana alam, dampaknya bisa ditekan seminimal mungkin.”. ( yull/**)