Fokus Jateng-BOYOLALI, – Puluhan warga lereng Merapi Merbabu mendatangi SMA Negeri 1 Cepogo, Rabu 10 September 2025 siang. Mereka menggelar aksi memprotes dan meminta kejelasan terkait adanya kekerasan yang diduga dilakukan oleh salah satu oknum guru matematika di sekolah tersebut.
Dalam video yang beredar, terlihat puluhan warga berkumpul di halaman SMA Negeri 1 Cepogo. Mereka terlihat menyampaikan protes terkait salah satu murid yang diduga mendapat kekerasan. Mereka datang untuk meminta guru tersebut di keluarkan dari sekolah.
Menurut Plt Kepala sekolah SMA Negeri 1 Cepogo, Djoko Heriyanto, kejadian bermula pada Rabu 27 Agustus , di saat pembelajaran ada tiga anak yang tidur tengkurap di lantai sisi belakang kelas. Ketika dibangunkan tidak kunjung bangun, oknum guru berinisial H itu kemudian berupaya membangunkan dengan cara berjalan menginjak tiga siswa tersebut di bagian punggung.
“Jadi seperti jalan biasa, lalu yang dua bangun. Yang satu kok enggak bangun-bangun katanya sakit di punggung. Karena dari keterangan yang kita dapat, siswa itu punya riwayat tercetit di punggungnya itu. Si anak itu di rumah juga sudah bekerja membantu orang tua, di tegal, dan sebagainya,” jelas Djoko, saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu 10 September 2025.
Djoko menjelaskan, bahwa usai kejadian itu, sebenarnya siswa tersebut juga sudah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
“Pihak sekolah sebenarnya sudah melakukan klarifikasi ke keluarga, juga sudah selesai permasalahan, siswa juga sudah kembali sekolah,” lanjutnya.
Namun diakuinya, siswa tersebut sempat tidak masuk sekolah sehari usai mendapat injakan dari oknum guru tersebut. Hingga kemudian ada warga yang datang ingin menyampaikan protes dan menyampaikan tuntutan untuk memberhentikan oknum guru pelajaran matematika itu.
Ia mengatakan sekolah tidak memiliki kewenangan untuk mengambil sikap tadi dinas terkait sesuai instansi yang menugaskan.
“Maka hal ini saya serahkan ke dinas, saya akan koordinasi ke dinas. Guru yang bersangkutan saya kembalikan ke dinas,” kata dia.
Salah satu warga mengaku menyayangkan, usai kejadian siswa dibopong diantar pulang. Tanpa ada penanganan medis, oleh pihak sekolah malah dibawa ke tukang pijat lalu diberi uang Rp100.000. Kini, siswa sudah visumkan ke RSUD Pandan Arang Boyolali. Nanti hasilnya oleh warga bakal serahkan ke polisi.
” Kami tidak terima, lalu bersama -sama mendatangi sekolahan untuk minta pertanggungjawaban,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolsek Cepogo, AKP Agung Setiawan menjelaskan, pihaknya sudah menerima informasi ada 20 an warga yang akan melakukan mediasi di SMAN 1 Cepogo. Kemudian anggota Polsek Cepogo dan Koramil Cepogo datang ke lokasi menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Kami kemudian melakukan pemantauan serta penjagaan untuk menghindari adanya gangguan kamtibmas,” jelasnya.
Terkait kejelaskan dugaan kekerasan tersebut, Agung mengaku akan melakukan penyelidikan melalui reskrim.(Yull/**)