Fokus Jateng-BOYOLALI,– Pertamina kembali membentuk Satuan Pendidikan Bencana Alam (SPAB) di SDN 2 Klakah Kabupaten Boyolali. Upaya mitigasi bencana berbasis masyarakat di lingkungan sekolah ini merupakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dijalankan melalui Aviation Fuel Terminal (AMO) Adi Sumarmo bekerjasama dengan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali.
Program tersebut ditandai dengan pelatihan selama 3 hari pada Selasa hingga Kamis (29 – 31 Juli) yang diikuti oleh dewan guru, tenaga pendidikan, komite sekolah, dan perangkat desa setempat yang berjumlah 24 orang. Selain pelatihan dalam kelas, dilakukan juga simulasi evakuasi saat terjadi erupsi Gunung Merapi yang diikuti oleh 100 orang siswa.
Dalam sambutannya, Aviation Fuel Terminal Manager Adi Sumarmo, Hendra Permana Hermanto mengatakan Pertamina secara konsisten ikut berkontribusi dalam penanggulangan bencana yang terjadi dan berdampak di sekitar lokasi operasi, salah satunya AFT Adi Sumarmo yang berlokasi di Kabupaten Boyolali.
“Tidak hanya penanggulangan pasca bencana, tapi kami juga mendorong masyarakat untuk dapat memitigasi sejak awal, salah satunya di lingkungan sekolah, di mana ada banyak anak-anak pelajar, guru, dan tenaga pendidikan yang perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk meghadapi bencana,” pungkas Hendra.
Turut hadir, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Boyolali, Suratno, menyampaikan apresiasi komitmen komitmen Pertamina dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya melalui kerjasama yang berjalan berkelanjutan setiap tahunnya.
“Bencana merupakan urusan bersama, namun demikian keselamatan setiap individu bergantung pada kesadaran masing-masing dari masyarakat. Untuk itu pelatihan seperti ini menjadi sangat penting, terutama di lingkungan sekolah yang rawan bencana seperti di SDN 2 Klakah ini yang secara geografis jaraknya sekitar 3,8 km dari puncak merapi, sehingga risiko ancaman yang terjadi amat besar,” jelas Suratno.
Selain pelatihan, Pertamina juga memberikan sejumlah sarana prasarana pendukung untuk mengantisipasi bencana dan mendampingi sekolah untuk membuat prosedur dalam menanggulangi bencana.
”Di antaranya plang jalur evakuasi bencana, megaphone, lonceng, HT, senter, dan peralatan lainnya. Nantinya sekolah juga akan memiliki bererapa dokumen SPAB yang berisi kajian risiko bencana sekolah, prosedur tetap tanggap darurat bencana dan strategi integrasi pendidikan bencana,” ungkap Hendra.
Secara terpisah, Pejabat Sementara (Pjs.) Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Faradita Dwilifia mengatakan, pembentukan SPAB di SDN 2 Klakah merupakan bentuk kerjasama kedua yang dijalankan bersama BPBD Kabupaten Boyolali.
“Sebelumnya pada tahun 2023 kami bersama BPBD Kabupaten Boyolali sudah membentuk SPAB di SMPN 2 Cepogo, kemudian program itu pun kami replikasi ke SDN ini yang juga rawan bencana, terutama dari erupsi Gunung Merapi,” tambah Faradita. (ist/**)