Membangkitkan Pesona Pringgodani: Harmoni Budaya dan Spiritualitas di Bumi Karanganyar

 

FOKUSJATENG.COM, KARANGANYAR – Puncak Pringgodani di lereng Gunung Lawu kembali menunjukkan pesonanya. Bukan hanya keindahan alam yang memukau, namun juga kekayaan budaya dan spiritual yang disuguhkan dalam acara “Suran Pertapaan Pringgodani” yang sukses digelar pada Sabtu Pon, 5 Juli 2025. Inisiatif Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Karanganyar ini membuktikan potensi luar biasa

Pringgodani sebagai destinasi wisata budaya unggulan yang sarat akan kearifan lokal.

Kepala Disparpora Kabupaten Karanganyar, Hari Purnomo, menjelaskan bahwa acara ini merupakan wujud sinergi antara berbagai pihak. “Memang benar, kami Disparpora Kabupaten Karanganyar bersinergi dengan semua pihak,” ujar Hari Purnomo. “Sabtu Pon, 5 Juli 2025, Disparpora Kabupaten Karanganyar mengadakan Suran Pertapaan Pringgodani.”

Acara yang berlangsung meriah ini dimulai dengan perjalanan spiritual dari titik masuk Pertapaan Pringgodani hingga puncaknya. Jajaran Disparpora Kabupaten Karanganyar, termasuk Putra Putri Lawu, Relawan, Muspika Tawangmangu, serta masyarakat setempat, Kadus, dan Lurah Blumbang, turut serta dalam perjalanan sejauh 1,8 kilometer yang memakan waktu sekitar 1,5 jam ini. Seluruh peserta kompak mengenakan busana hitam hancico, kecuali Hari Purnomo yang tampil gagah dengan beskap jangkep. Suasana semakin semarak dengan iringan Reog Singo Balelo dari Blumbang dan kehadiran UMKM di Pringgodani yang turut memeriahkan acara dari bawah.

Menjelajahi Kearifan Lokal: Narasi Semar dan Spiritualitas Pringgodani

Puncak kemeriahan Suran Pertapaan Pringgodani adalah prosesi pengarakan sosok Semar setinggi 2 meter yang dipimpin oleh Dalang Gogon. Sosok Semar, yang dalam tradisi Jawa dikenal sebagai simbol kearifan, kebajikan, dan penasihat spiritual, menjadi representasi kuat dari “lokal genius” Pertapaan Pringgodani. Pringgodani sendiri telah lama dikenal sebagai tempat pertapaan yang memiliki aura sakral dan dipercaya sebagai tempat pencarian kedamaian batin dan kebijaksanaan.

Narasi lokal genius Pertapaan Pringgodani tidak hanya terbatas pada keindahan alamnya, tetapi juga pada nilai-nilai spiritual dan filosofis yang diwariskan secara turun-temurun. Kehadiran Semar dalam prosesi ini bukan hanya sekadar tontonan, melainkan sebuah pesan mendalam tentang pentingnya menjaga harmoni dengan alam, mencari pencerahan diri, dan melestarikan budaya adiluhung. Ini adalah daya tarik unik yang membedakan Pringgodani dari destinasi wisata lainnya, menawarkan pengalaman yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga memperkaya jiwa.

Hari Purnomo optimistis bahwa perpaduan antara budaya dan spiritualitas ini akan semakin menarik wisatawan. “Semua semakin menarik wisatawan dengan menonjolkan budaya di sini,” tegasnya. Acara yang berlangsung dari pukul 07.30 hingga 13.30 WIB ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian tradisi, tetapi juga sebuah jembatan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Karanganyar kepada khalayak yang lebih luas.

Dengan terus menonjolkan kearifan lokal dan semangat sinergi, Pertapaan Pringgodani siap menjadi magnet bagi wisatawan yang mencari pengalaman berwisata yang berbeda, di mana keindahan alam berpadu harmonis dengan kekayaan budaya dan kedalaman spiritual. Ini adalah langkah maju bagi pariwisata Karanganyar, mengangkat Pringgodani sebagai destinasi yang menawarkan lebih dari sekadar pemandangan, melainkan sebuah perjalanan menuju pemahaman diri dan akar budaya Jawa. ( bre)