Fokus Jateng- BOYOLALI,-Dunia konten kreator sudah merambah banyak kalangan. Saat ini bahkan banyak kreator dari perdesaan telah meraih kesuksesan. Konten keseharian tak hanya disukai banyak orang tapi juga menjadi sumber penghasilan bagi para konten kreator tersebut. Tak terkecuali, para remaja di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Ada sekitar 200 remaja desa tersebut mengikuti pelatihan konten kreator bertajuk Pemuda Pelopor Digital Marketing, di gedung Dewi Kampus kopi Banyuanyar. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali anak-anak muda dengan keterampilan affiliate marketing sebagai strategi pemasaran digital yang berkelanjutan.
“ Dengan pelatihan atau sekolah ini akan terbuka peluang bagi kreator pedesaan untuk menjangkau audiens lebih luas, meningkatkan engagement dan menghasilkan pendapatan,” kata Kepala Desa Banyuanyar Komarudin. Senin 03 Februari 2025.
Ia mengemukakan, sekolah itu memanfaatkan waktu luang untuk mendiskusikan aktivitas di waktu utamanya. Diamana, mereka yang bersedia menjadi tim pemasaran produk atau jasa yang ada di desa, mereka akan memanfaatkan waktu luangnya untuk berkumpul dan berbagi pengalaman tentang kegiatan utama tersebut.
“ Nah saat berkumpul berkumpul dan berbagi pengalaman digital inu, mereka didampingi ahli atau seorang guru/dosen. Dan itu artinya mereka sudah sekolah atau kuliah.”
Acara ini menghadirkan narasumber utama, Dr. Sutanto, S.Si., DEA., selaku Wakil Rektor Tiga Serangkai University (TSU) dan Konsultan Desa Banyuanyar. Selain itu, peserta acara terdiri dari pemuda-pemudi desa minimal kelas 3 SLTA/SMA/SMK yang menjadi audien utama dalam pelatihan ini. mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Sebelas Maret juga turut serta dalam acara ini untuk memberikan kontribusi dan berbagi pengalaman
Menurut Komarudin, melalui workshop dan sesi pelatihan interaktif, peserta diberikan pemahaman mendalam mengenai konsep affiliate marketing, strategi pemasaran digital, serta penerapan teknologi dalam meningkatkan daya saing di dunia digital. Selain pelatihan, peserta juga didorong untuk membangun strategi affiliate marketing yang dapat diimplementasikan secara berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan komunitas pemuda di desa ini mampu menciptakan ekosistem pemasaran digital yang mandiri dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang.
“Jadi kegiatan Pemuda Pelopor Digital Marketing menjadi langkah awal dalam menciptakan inovasi pemasaran berbasis digital yang tidak hanya menguntungkan individu, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat desa secara keseluruhan,” katanya.
Dari perspektif desa, lanjut Komarudin, bahwa desa butuh solusi atas permasalahan yang ada. Salah satu masalah adalah membuka pasar bagi produk dan atau jasa di desa. 150 lebih pemuda desa Banyuanyar Ampel merupakan pasukan marketing yang luar biasa jika disiapkan sebagai pemuda pelopor digital marketing desa. Kedua mereka akan diakui kompetensi dengan sertifikat atau ijasah formal, sehingga suatu hari akan bisa dipakai untuk pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Apalagi skema beasiswa yg diperoleh dari hasil kerja yang dilakukan oleh para pemuda didampingi oleh dosen profesional.
“Dan bagi desa adalah investasi SDM yang cukup berharga dan sangat strategis kedepan. Selain juga yang pasti mampu menggerakkan UMKM atau ekonomi di desa.”
Sementara, Wakil Rektor Tiga Serangkai University (TSU) Sutanto mengatakan anak muda di Banyuanyar, bisa sekolah atau kuliah di kampus kopi yang materinya adalah tentang digital marketing produk/jasa yang ada di desa. Dalam memasarkan secara digital tersebut, mereka mendapatkan fee atau honor. Honor yang diterima kan bisa dipakai sebagian sebagai biaya operasional pembelajaran.
“Dan proses ini akan berulang, sehingga mereka akan menempuh sebuah kurikulum program studi atau program belajar dalam taraf diploma atau sarjana. Inilah konsep teaching factory dengan desa sebagai factory nya, “ kata Sutanto. (ist/**)
Pemuda Pelopor Digital Marketing Dorong Ekonomi Berkelanjutan di Desa Wisata Banyuanyar

pemuda-pemudi Desa Banyuanyar Ampel dari kelas 3 SLTA/SMA/SMK hingga mahasiswa menjadi audien utama dalam pelatihan Pemuda Pelopor Digital Marketing di gedung Dewi Kampus kopi Banyuanyar (doc/Fokusjateng.com)