Fokus Jateng-BOYOLALI – Kabupaten Boyolali memiliki komoditas kopi lokal yang kini semakin dilirik. Dampaknya harga kopi lokal khas lereng Gunung Merbabu di Desa Banyuanyar Kecamatan Ampel tersebut pun semakin meroket beberapa tahun terakhir.
Saat ini harga kopi dalam kondisi kering sudah tembus Rp 62 ribu per kikogramnya. Padahal, awalnya harga tertinggi kopi lokal itu hanya Rp 25 ribu perkilogram dalam kondisi yang sama.
Kenaikan harga kopi lokal itu membuat para petani di Banyuanyar diuntungkan. Kebanyakan dari para petani kopi ini meneruskan budidaya tanaman ini dari turun temurun.
“Kalau harga jualnya semakin mahal, Alhamdulillah per kilogramnya nyampai Rp 62 ribu. Itu harga beberapa bulan terakhir. Mungkin karena stoknya juga menipis,” ungkap petani kopi dari Kelompok Tani (Poktan) Sumber Widodo 2, Suwarno (53), Rabu 03 Juli 2023.
Disebutkan, kopi lokal khas Merbabu di Desa Banyuanyar ada beberapa varian. Mulai dari robusta Merbabu, Arabica, dan yang menjadi andalan yakni kopi nangka. Menurut Suwarno perjuangan petani kopi naik kelas ini telah dirintas sejak 2014 silam dengan dorongan pemdes setempat.
“Habis panen tahun kemarin harga Rp 39 ribu – Rp 40 ribu, kemungkinan ini stok kopi mau habis. Panen raya ini kemungkinan turun lagi harganya. Tapi sudah balik sama modalnya,” imbuhnya.
Suwarno mengaku selain menanam kopi raja. Dia juga memilik kopi nangka yang mampu berbuah sampai 7.500 biji satu pohonnya.
“Kalau dulu kami ikut pasaran lokal, dua tahun lalu harga tertingginya Rp 25 ribu per kilogram. Itupun sudah dianggap tinggi. Kamipun anggap sudah bagus. Harga pasaran begitu,” ujarnya.
Kelompok tani Sumber Widodo 2, memiliki lahan perkebunan kopi seluas tujuh hektar. Rata-rata menanam varian 10 tahun. Petani kopi lainnya, Nyoto (61), mengaku sudah merintis budidaya kopi sejak 30 tahun silam. Dia enanam kopi robusta di lahan seluas satu hektar.
” Saya punya 1.200 batang pohon kopi, kemungkinan bisa panen sampai dua ton. Kalau harganya memang semakin membaik dan naik terus.”
Sering meningkatnya pariwisata di kampus wisata Banyuanyar, imbuhnya, ikut mendorong usaha budi daya kopinya. Pihaknya berharap ada pendampingan dan dukungan lain dari pemerintah agar para petani kopi ini dapat terus mengembangkan usaha. (**)