Bocah Penderita Jantung Bocor di Boyolali Jalani Perawatan Berkala Sejak Usia Sepekan

Penderita jantung bocor bersama orang tuanya. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Jantung bocor yag dialami Muhammad Atta Al Abiyyu (7 bulan) tak membuatnya hilang keceriaan, kendati ia diharuskan menjalani perawatan secara berkala. Anak kedua pasangan Angga Pramana Putra (27) dan Erlina Fatmawati (28) asal Desa Butuh, Kecamatan Mojosongo ini bertahan hidup dengan keterbatasan. Kini mereka terpaksa tinggal di Dukuh Gatak, Desa Brajan, Mojosongo, di rumah orang tua Erlina.

Menurut Angga, ayahnya, Muhammad Atta harus menjalani perawatansecara berkala sejak usia satu pekan. “Kami harus bersabar dan tetap berjuang demi kesembuhan Atta,” ujarnya.

Kali pertama, ia tak menduga bahwa putra keduanya memiliki kelainan bawaan berupa jantung bocor. Hal itu diketahui beberapa hari setelah lahir. Dia curiga melihat bibir Muhammad Atta berwarna biru. Bahkan, tangan dan kaki juga kebiruan.

Dengan dukungan keluarga, Atta pun lalu diperiksakan ke dokter. Kala itu dokter menyarankan agar periksa ke dokter spesialis jantung. Oleh dokter tersebut, Muhammad Atta didiagonis menderita kelainan pada jantungnya, berupa bocor jantung.

“Oleh dokter lalu disarankan untuk periksa lanjutan di RSU Dr Muwardi, Solo. Bahkan, dokter disana menyarankan untuk operasi secepatnya di Jakarta,” katanya, Selasa (21/9/2021).

Keterbatasan biaya hidup dengan kondisi yang pas-pasan, Angga Pramana dan Erlina harus berjuang agar anaknya segera sembuh, normal seperti bocah lainnya. Hanya saja, biaya operasi ternyata sangat mahal, mencapai Rp 300 juta. Padahal BPJS Kesehatan hanya bisa mengcover maksimal separo biaya rumah sakit. Masih ditambah biaya hidup selama sebulan di Jakarta sebelum dan sesudah operasi.

“Bagaimana kami harus mendapatkan uang?. Pendapatan sabagai karyawan pabrik hanya cukup untuk kebutuhan sehari- hari. Apalagi istri juga tidak bekerja,” katanya.

Selama ini, yang bisa dilakukan kini barulah sebatas cek rutin sebulan sekali di RSU Dr Muwardi, Solo. Beruntung, biaya ditanggung BPJS Kesehatan. Dirinya mengaku pernah mendapat bantuan sembako dan uang tunai dari Dinsos Boyolali.

“Untungnya, kondisi anak saya cukup stabil. Hanya memang sering rewel dan sulit tidur. Kalau rewel terlalu lama, bibirnya menjadi kebiruan,” katanya . Kini pasangan Angga dan Erlina hanya berharap ada keajaiban datang demi kesembuhan anaknya.