SMPN 1 Boyolali Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di Tengah Covid-19

Pembelajaran tatap muka SMPN 1 Boyolali. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Boyolali mulai melaksanakan ujicoba pembelajaran tatap muka (PTM) pada Senin (5/4/2021). SMP yang berada di Kecamatan Boyolali ini menjadi satu satunya SMP yang menggelar PTM di Kota Susu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat. Kegiatan ujicoba PTM ini dilaksanakan selama dua pekan yang dimulai pada hari ini, Senin (5/4/2021) hingga Jumat (16/4/2021).

Ditemui saat meninjau pelaksanaan PTM ke SMP Negeri 1 Boyolali pada Senin (5/4/2021) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, Darmanto menjelaskan meski kondisi Kabupaten Boyolali yang memasuki zona hijau, ujicoba PTM tetap dilakukan dengan disiplin protokol kesehatan yang ketat. Setelah dua pekan pelaksanaan PTM, akan dilakukukan evaluasi agar target PTM pada bulan Juli dapat terlaksana.

“Nantinya setelah dua minggu kita evaluasi, kita kembangkan dan target dari Mendikbud bahwa nanti di Juli 2021 ini pembelajaran tatap muka sudah tidak ujicoba lagi. Semua sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka,” ungkap Darmanto.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Boyolali, Nurnaningsih menyambut baik dengan pelaksanaan PTM. Sebanyak 782 siswa, terdapat 96 siswa yang mengikuti ujicoba PTM yakni siswa yang berasal dari kelas VIIA, VIIIA dan IXA dengan menyertakan surat persetujuan dari orangtua.

“Selama tanggal 5 sampai 16 (April 2021) anaknya tetap, maka kita menggunakan memilih kelas A, yaitu VIIA, VIIIA, IXA itu dari tanggal 5-16 [April],” ungkapnya.

Setiap satu kelas yang berisi 32 siswa, akan dipecah menjadi dua sesi dengan 16 siswa disetiap sesi dalam satu ruang. Mereka akan mengikuti PTM setiap hari dengan durasi belajar selama dua jam. Sesi pertama masuk pada pukul 07.00 WIB hingga 09.05 WIB, dan sesi kedua dimulai pada pukul 09.30 WIB hingga pukul 11.35 WIB.

Sementara itu, kelas selain kelas A juga akan tetap mengikuti PTM yang dijadwalkan setiap seminggu sekali. Meski demikian, terdapat 40 siswa yang bertempat tinggal di zona merah yang tidak hadir atau tidak bisa mengikuti PTM.
Salah satu siswa, Ine Galuh Ardian Putri mengaku antusias mengikuti PTM. Dia senang bisa bertemu dengan guru dan teman-temannya. Menurutnya, pembelajaran jarak jauh atau daring dirasa tidak efektif.

“Sangat senang karena bisa bertemu lagi dengan bapak ibu guru dan teman-teman karena pembelajaran daring itu kurang efektif. Jadi dengan tatap muka itu bisa efektif dan pelajarannya itu lebih masuk lagi, jadi senang sekali,” katanya.