Sebagian Warga yang Masuk KRB III Bahaya Erupsi Merapi Belum Mengungsi, Ini Alasannya

Para warga di wilayah KRB III Bahaya Erupsi Merapi mulai menempati TPPS. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitasnya sejak dua pekan ini. Peningkatan aktivitas Merapi pun mengakibatkan gunung ini berada pada level III atau Siaga. Sedangkan Pengamatan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menunjukkan bahwa Gempa multiphase Gunung Merapi semakin tinggi. Hal ini menunjukkan pergerakan magma sudah semakin ke permukaan dan kurang dari 1,5 km. Jumat (20/11/2020).

Warga Lereng Merapi di Daerah Desa Tlogolele Kecamatan Selo Boyolali sudah dianjurkan untuk mengungsi oleh BNPB. Namun demikian, masyarakat yang hidup di Kawasan Rawan Bencana (KRB) tiga masih bersantai, mereka terlihat enggan untuk mengungsi karena memiliki keyakinan turun temurun saat Gunung Merapi erupsi.

Sejak kecil masyarakat setempat sudah meyakini tanda-tanda yang diberikan tokoh mistis penghuni Merapi apabila gunung teraktif di dunia itu akan meletus. Satu diantara tokoh masyarakat Desa Tlogolele, Slamet Widodo mengungkapkan pengalaman hidupnya yang tinggal di lereng Gunung Merapi, yang menyebut adanya tanda-tanda khusus manakala Gunung Merapi meletus.

“Sampai saat ini belum ada hewan yang menghuni hutan Merapi yang turun, biasanya diawali adanya lutung (kera besar) dan celeng (babi hutan) yang turun ke pemukiman warga,” katanya dalam bahasa jawa.

Mantan Kepala Desa Tlogolele itu mengatakan hewan-hewan tersebut akan turun, ketika Gunung Merapi sudah sangat mendekati erupsi. “Sampai hari ini tidak ada satupun warga yang melihat tanda tanda mahluk tersebut turun gunung,” ujarnya.

Dengan demikian, masih banyak warga yang bertahan dikediaman masing-masing, kendati Merapi sudah dinaikkan statusnya ke Siaga. “Hanya yang sudah lansia, ibu hamil dan balita saja yang sudah dievakuasi ke Balaidesa,”imbuhnya.

Dia mengakui akhir-akhir ini sempat terdengar suara gemuruh dari arah Gunung Merapi, namun berdasarkan pengalamannya jika Gunung Merapi hendak meletus, maka akan diawali beberapa kali gempa dengan kekuatan yang cukup besar, disertai dentuman dari puncak gunung.

“Biasanya Lindu (gempa) besar terus-menerus sampai lima kali, bersamaan datangnya suaranya gemuruh,”ungkap Dodo. Jika Merapi sudah mengeluarkan gempa besar diiringi suara gemuruh, lanjut Dodo maka warga dengan sendirinya akan bergegas langsung mengungsi, ke tempat tempat yang lebih aman.

Di sisi lain, Dodo mengungkapkan Kepercayaan terhadap sosok-sosok mistis Gunung Merapi juga mewarnai pengetahuan masyarakat lereng Merapi. Kendati tidak rasional, kepercayaan akan tokoh mistis itu hingga kini masih digenggam sebagian warga.

“Memang ada sosok gaib memberi sinyal bahwa Gunung Merapi akan meletus melalui aktivitas para hewan. Kami yang asli masyarakat lereng Merapi yang sudah hafal dengan pertanda alam, akan paham jika ada sinyal yang datang dari sosok gaib itu,” imbuhnya.