FOKUS JATENG – BOYOLALI – Terhitung sejak 20 Juli lalu, Rumah Sakit Umum Pandan Arang (RSUPA) Boyolali sudah bisa menggelar operasi katarak berteknologi modern. Pelayanan kesehatan operasi katarak dengan teknik phacoemulsifikasi sudah bisa dilakukan seiring dengan dimilikinya peralatan penunjang kesehatan dan kemampuan tenaga medis spesialis mata di rumah sakit andalan di Boyolali ini.
Teknik ini dilakukan dalam operasi katarak tanpa sayatan yang lebar, sehingga operasi menjadi lebih cepat, mudah dan tanpa jahitan. Hal tersebut dijelaskan dokter spesialis mata di RSUPA, Dede Neni Herani ketika waktu istirahat usai memberikan pelayanan di ruang kerjanya pada Selasa (28/8) siang.
“Dengan teknologi dan teknik phacoemulsifikasi operasi katarak tanpa sayatan yang lebar, sehingga operasi menjadi lebih cepat, mudah dan tanpa jahitan ditunjang peralatan yang di poli mata RSUPA sudah cukup lengkap,” terang dokter wanita yang akrab disapa Hera ini.
Kelebihan teknik ini, menurut Hera bisa lebih cepat prosesnya, luka lebih cepat sembuh dan mengurangi ketidaknyamanan pasien. Sementara jika operasi secara manual tanpa mesin akan mengakibatkan sayatan lebih lebar dengan luka sembuh lebih lama, dan tidak nyaman dan waktu lebih lama untuk sembuh. Sehingga menurut Hera, dengan pachoemulsifikasi meski dipilih pasien yang mau operasi katarak di RSUPA.
“Pasien senang dengan program [pachoemulsifikasi] ini. Setelah pasien didiagnosis, kita motivasi dengan program phaco. Pasien jadi tahu dengan tahapan yang dilakukan. Banyak yang tidak sabar hingga antrean penuh sampai akhir tahun,” imbuhnya.
Dalam kurun satu buan ini pihaknya sudah melakukan lebih dari 30 tindakan operasi katarak dengan pachoemulsifikasi di RSUPA. Untuk saat ini pihaknya hanya bisa menjadwalkan operasi setiap hari Jumat dengan 7 hingga 8 pasien setiap hari mengingat ruang operasi yang terbatas.
Namun saat ini RSUPA telah membangun ruang instalasi bedah sentral (IBS) yang diharapkan bisa beroperasi di awal taun 2019 sehingga operasi katarak dapat dilakukan setiap hari.
Adanya pelayanan berteknologi canggih di RSUPA ini merupakan salah satu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Masih dijelaskan Hera, pelayanan ini sangat mendukung pelayanan di bidang mata yang diperkirakan dari 100 persen penyakit mata, sekitar 80 persen merupakan kasus katarak.
“Dari 100 persen penyakit mata sekitar 70 sampai 80 persen adalah katarak. Jadi misal kita ingin cakupan ke masyarakat luas, dengan alat itu sangat benar dan membantu banget,” tegasnya
Berbagai peralatan penunjang yang ada di RSUPA ini merupakan peralatan yang dimiliki dengan pengadaan secara bertahap. Peralatan tersebut sebelum digunakan sudah menjalani proses sertifikasi oleh lembaga yang berwenang. Jadi dipastikan pelayanan di RSUPA sudah resmi dengan legalitas dan faktor standarisasi lainnya.
Pada kesempatan yang sama, salah satu pasien, Bambang Wahyono menyampaikan pengalamannya telah mengikuti operasi katarak ini. Pria warga Desa Doplang; Kecamatan Teras ini menjalani operasi pada Jumat (24/8) lalu kini sudah dalam kondisi yang lebih baik.
“Habis operasi bisa bisa rawat jalan langsung pulang. Sudah lumayan lebih baik. Meski baru empat hari sudah bagus. Masih ada bengkak sedikit,” terangnya singkat.