FOKUS JATENG-SRAGEN-Keberadaan renternir di Pasar Gondang, Sragen, sungguh membikin resah pedagang maupun warga sekitar. Sebagai langkah nekat, pedagang dan warga mengusir operasional renternir Minggu 14 Januari 2018.
Keresahan pedagang terhadap renternir ini juga bikin gerah Wakil Ketua DPRD Sragen Bambang Widjo Purwanto. Sebab, 13 kios milik pedagang sudah pindah tangan. “Banyak yang terjebak dengan permainan renternir ini. Ada yang juga tanah dan rumah untuk bayar hutang dari renternir,” bebernya.
Bambang belum tahu siapa pemodal di belakang para renternir ini. Namun dia menyampaikan semua pihak sepakat agar tidak ada praktik lintah darat di Pasar Gondang. ”Silakan ditagih tapi tidak boleh di lingkungan pasar. Kalau hutang pokoknya sudah tertutup ya dianggap selesai,” tegas dia.
Dikatakan, sempat ada satu renternir hendak beroperasi di pasar. Namun keburu kabur melihat masyarakat sudah siap-siap berjaga di pasar.
Dalam aksi tersebut, puluhan anggota kepolisian juga tampak berjaga mengantisipasi keributan. Para Renternir ini tidak tanggung-tanggung dalam beroperasi. Sejak pagi langsung ditunggu untuk membayar bunga. Jika tidak pasti ada barang dagangan yang diambil renternir.
Salah satu korban renternir yakni Sugiyamto (59), warga Dusun Gondangtani. Dia terpaksa melunasi hutang istrinya ke renternir. Bahkan uang sebanyak Rp 65 juta yang dipinjam dari salah satu bank konvensional ludes untuk bayar renternir. ”Tapi ini masih diminta melunasi juga,” keluh dia.
Sementara itu, Kepala Pasar Gondang Aan Suyitno menyampaikan, yang dilakukan ini merupakan tindak lanjut dari hasil keputusan yang diambil beberapa waktu lalu. ”Jadi ada oknum renternir yang meresahkan warga. Dalam petemuan masyarakat, sepakat dari semua pihak 13 Januari Pasar Gondang bersih dari praktik renternir. Ini memastikan tidak ada lagi,” tegasnya.
Dampak dari aksi renternir ini menimbulkan keresahan. Pasalnya, setiap hari setidaknya bisa 18 orang renternir keliling menagih hutang. Selain itu bunga yang dibebankan sangat tinggi.