FOKUS JATENG-BOYOLALI-Pendakian Gunung Merapi yang terpusat di pintu masuk Selo, Boyolali, untuk tahun baru 2018 mendatang, dibatasi hanya 2.500 orang saja, pendaki juga tidak diizinkan membawa kembang api dan senjata tajam hingga membuat perapian.
“Idealnya cuma 1.500 orang, itu agak landai (tidak terlalu padat),” kata Kepala BTNGM Resort Selo, Suwignya.
Pembatasan tersebut, kata Suwignya untuk mengantisipasi membludaknya pendaki yang hendak merayakan pergantian tahun. Sebab, jalur pendakian Merapi terbilang pendek, sempit, dan diapit jurang. Jika terlalu banyak menanggung beban ditambah hujan yang masih sering mengguyur, jalur pendakian dikhawatirkan tergerus.
“Terlebih kondisi saat ini, intensitas hujan di kawasan Merapi masih cukup tinggi, membuat jalur pendakian rawan longsor.”
Dia menjelaskan, aturan pendakian untuk agenda tahun baru nanti masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni mesti membawa peralatan yang memadai, kondisi fisik yang prima, serta larangan untuk naik sampai puncak Merapi. Pendakian juga hanya dibolehkan sampai kawasan Pasar Bubrah saja.
Jika jumlah pendaki Merapi melebihi batas yang telah ditentukan, Suwignya menambahkan, pendaki akan diarahkan ke Gunung Merbabu yang jarak pos pendakiannya tak jauh dari Gunung Merapi.
“Seperti sebelumnya, kita juga akan membuat pos-pos penjagaan di sepanjang jalur pendakian, melibatkan berbagai elemen seperti relawan dan tim SAR,” terangnya.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Bambang Sinungharjo menambahkan para pendaki juga tidak diizinkan membawa senjata tajam.
“Untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan maka kita menerapkan larangan membawa kembang api dan sajam,” katanya.
Selain itu Bambang juga menerapkan larangan untuk melakukan pesta kembang api dan membuat api unggun di puncak salah satu gunung teraktif di dunia itu.
“Larangan pesta kembang api itu sebagai antisipasi terjadinya kebakaran,” pungkasnya.