Dam Colo akan Ditutup, Puluhan Petani Curhat ke Bupati

Puluhan petani dari Sragen, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar dan Klaten pada Minggu (24/9/2017) pagi tadi sambat ke Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya terkait rencana penutupan Dam Colo, Nguter 1 Oktober 2017 mendatang. (Susilo/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – SUKOHARJO – Puluhan petani dari Sragen, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar dan Klaten pada Minggu (24/9/2017) pagi tadi sambat ke Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya terkait rencana penutupan Dam Colo, Nguter 1 Oktober 2017 mendatang.

Petani asal Krikilan, Masaran, Sragen, Sunarwan mengatakan, kalau sampai aliran Dam Colo ditutup pada 1 Oktober, petani akan sangat menderita. Sebab saat ini padi sangat membutuhkan air agar bisa panen.

Ketua P3A Dam Colo Barat, Hardo menambahkan, para petani meminta agar penutupan ditunda, minimal 15 hari. Harapannya, ketika penutupan ditunda padi yang usianya saat ini antara 70-80 hari bisa panen.

“Kalau sampai tidak ada air, jelas dampaknya menyengsarakan petani. Bisa-bisa petani bubruk alias bangkrut karena tidak panen,” ujarnya di depan bupati.

Sedangkan Ketua P3A Dam Colo Timur, Jigong Sarjanto mengatakan, seluruh petani baik di Colo Timur atau Barat, meminta agar penutupan ditunda. Karena itu pihaknya berharap Bupati Sukoharjo membantu perjuangan para petani agar, musim tanam kali ini tidak sengsara.

Menanggapi keluhan tersebut, Bupati Wardoyo Wijaya mengatakan, penutupan 1 Oktober itu sudah berdasarkan konsesus. Hanya, karena situasi saat ini mengkhawatirkan mestinya ada kelonggaran dari pengelola Dam Colo.

“Harus disepakati dulu bahwa penutupan 1 Oktober itu sudah kesepakatan bersama. Tetapi karena situasi ini mengancam petani, kami akan meminta dan mendorong agar BBWSBS (Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo) menunda penutupan minimal 15 hari agar petani bisa panen,” tegas Wardoyo.

Lebih lanjut bakal calon gubernur (Bacagub) Jateng ini menambahkan, pemerintah ada untuk menyejahterakan masyarakat apalagi petani agar kehidupannya sejahtera. Jadi tidak ada salahnya pemerintah, dalam hal ini pengelola Dam Colo, mendengarkan apa yang menjadi aspirasi petani.

Karena itu, pihaknya akan ikut bersama-sama petani mendorong agar pengelola Dam Colo bisa mengabulkan apa yang menjadi permintaan petani. Salah satunya dengan mengirimkan surat resmi ke BBWSBS. “Senin saya akan kirim surat resmi ke BBWSBS. Silahkan para petani ikut mengawal,” tandasnya.

Di satu sisi, bupati berpesan agar para petani tidak perlu melakukan gerakan-gerakan atau aksi-aksi yang bisa merugikan banyak pihak. Bupati meminta agar petani tetap bekerja seperti biasanya dan terus berdoa agar, harapan mereka dapat terkabul. Sehingga kekhawatiran akan gagal panen tidak terjadi.