FPI 2017 Usung Nuansa Kebinekaan

FOKUS JATENG – SOLO – Menginjak tahun keempat, Festival Payung Indonesia (FPI) 2017 bakal lebih semarak. Bagaimana tidak, lebih dari 100 perajin payung dari berbagai daerah akan ikut serta, di ajang yang berlangsung pada 15-17 September 2017 mendatang di Pura Mangkunegaran.

Ketua Pantia kegiatan FPI 2017, Heru Mataya mengatakan, ratusan perajin itu berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, yakni dari Aceh hingga NTT (Nusa Tenggara Timur) semua ikut ambil bagian. Ia tak menampik, jika tahun ini terasa lebih lengkap, karena diadakan di lokasi yang cukup bersejarah, yakni di Pura Mangkunegaran.

“Tahun ini tahun yang keempat, jika dahulu kami langsungkan di Taman Balekambang tiga tahun berturut-turut, maka saat ini kami menempati rumahnya. Kalau dahulu di Balekambang, di tamannya,” urai Heru saat jumpa pers dengan wartawan, Jumat 8 September 2017.

Lihat juga Foto-foto Lengkap Putri Mangkunegaran Jadi Ikon FPI 2017

Untuk diketahui terlebih dahulu, Taman Balekambang dibangun oleh Raja di Pura Mangkunegaran pada masa pemerintahan KGPAA (Kanjeng Gusti Adipati Arya) Mangkunegara VII. Mangkunegara membuatkan taman tersebut untuk kedua putrinya, yaitu GRAy Partini dan GRAy Partinah.

Oleh karena itu, dua patung dari putri ini juga diletakkan di dalam taman. Selain itu, taman yang terbagi dua juga diberi nama sesuai dengan nama kedua putri, yaitu Partinah Bosch yang merupakan semacam hutan kota, dan Partini Tuin, yang merupakan kolam air.

Nah, kembali ke FPI 2017. Untuk tahun ini, FPI 2017 mengusung tema Sepayung Indonesia. Dimana dengan tema ini diharapkan, rasa Kebhinekaan akan kembali ada, ditengah ancaman yang ada.

“Makanya temanya Sepayung Indonesia. Sehingga apapun perbedaan itu, bisa menjadi satu, berteduh sama dalam satu Payung Indonesia, yakni Pancasila,” katanya. (tya)