Dosen Untidar Dorong UMKM Magelang Naik Kelas Lewat Inovasi Beras Organik dan Sayuran

Ketua tim Ketua tim, Universitas Tidar Magelang, Dr. Eny Boedi Orbawati saat melihat mesin vakum double chamber yang dihibahkan ke mitra pengabdian. (/Fokusjateng.com)

PRODUK unggulan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah diantaranya beras organik dan produk olahan sayur. Koperasi Gupon Sekarlangit berperan sebagai produsen beras organik, sedangkan PT. Sekarlangit Agro Indoperkasa mengembangkan beragam produk olahan sayur.

Tim dosen Universitas Tidar mendorong kedua pelaku usaha mikro tersebut untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, inovasi dan daya saing beras organik dan produk olahan sayur sebagai komoditas unggulan daerah yang mampu menembus pasar nasional bahkan ekspor.

Upaya ini didukung melalui pendanaan hibah kompetisi Program Pemberdayaan Masyarakat Unggulan Daerah (PM-UPUD) Kemdiktisaintek tahun 2025.

Program ini dilaksanakan oleh tim dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untidar yang diketuai oleh Dr. Eny Boedi Orbawati, M.Si., dengan anggota Dr. Arif Rahman Saleh, M.Eng., Herlina Mega Puspitasari, S.P., M.P., dan Fadlurrahman, M.P.A., yang berasal dari lintas disiplin di Universitas Tidar dan Universitas Sebelas Maret.

Kegiatan ini merupakan bagian dari skema Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kewirausahaan di bawah koordinasi Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Dua mitra utama dalam kegiatan ini adalah Koperasi Gupon Sekarlangit, produsen beras organik, dan Sekarlangit Agro Indoperkasa, pelaku usaha olahan sayuran menjadi tepung sayur dan beras fortifikasi. Kedua mitra tersebut sebelumnya menghadapi kendala dalam kapasitas produksi, manajemen mutu, serta akses pasar digital.

Melalui kegiatan PM-UPUD, tim Untidar menghadirkan solusi terpadu mencakup peningkatan kapasitas teknologi, pelatihan keamanan pangan, serta digitalisasi pemasaran.

Koperasi Gupon Sekarlangit kini mampu meningkatkan kapasitas pengemasan beras organik dari 12 ton menjadi 20 ton per bulan dengan bantuan mesin vakum double chamber yang efisien dan higienis.

Sementara Sekarlangit Agro Indoperkasa berhasil meningkatkan produksi tepung sayur dari 120 kilogram menjadi 250–300 kilogram per bulan melalui penerapan mesin food dehydrator dan penepung stainless steel.

Selain teknologi, kedua mitra juga memperoleh pelatihan intensif Good Manufacturing Practices (GMP), Keamanan Pangan, dan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) untuk menjamin standar produksi pangan aman dan bermutu. Dari sisi manajemen, mereka mulai menerapkan pencatatan semi-digital, SOP produksi, serta pembagian kerja yang lebih tertata.

Transformasi juga terlihat pada aspek pemasaran. Dengan dukungan pelatihan digital marketing, tim pengabdian membantu kedua mitra membuat akun marketplace di Tokopedia dan Shopee, serta mengoptimalkan promosi produk melalui Instagram dan Facebook. Desain kemasan produk turut diperbarui agar lebih informatif, menarik, dan sesuai dengan standar ritel modern.

Menurut Fadlurrahman, M.P.A., anggota tim pengabdian, penerapan teknologi dan digitalisasi dapat memberikan dampak yang nyata terhadap kinerja mitra.

“Sebelumnya proses pengemasan masih manual dan pemasaran terbatas secara B2B. Setelah kegiatan ini, mitra mampu memperluas pasar ke sektor retail dan online, dengan efisiensi kerja meningkat hingga 40 persen dan omzet naik sekitar 10 persen,” ungkapnya.

Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa melalui skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sebanyak 17 SKS mahasiswa diakui melalui keterlibatan mereka dalam pelatihan, pendampingan produksi, dokumentasi teknis, dan pembuatan konten digital.

“Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengasah keterampilan praktis dalam pemberdayaan masyarakat, kewirausahaan sosial, dan manajemen publik,” tambah Fadlurrahman.

Ketua tim, Dr. Eny Boedi Orbawati, menegaskan bahwa keberhasilan tahun pertama ini menjadi pijakan penting untuk pengembangan tahap selanjutnya.

“Tahun kedua akan kami fokuskan pada otomatisasi proses sorting dan filling, penyusunan SOP terintegrasi, serta optimalisasi strategi pemasaran digital berbasis SEO. Kami ingin mitra benar-benar mandiri dan berdaya saing tinggi di pasar global,” ujarnya.

Pihak mitra turut menyampaikan apresiasinya terhadap pendampingan yang diberikan oleh tim Untidar. Ketua Koperasi Gupon Sekarlangit, Miftakhul Fuat, mengaku pendampingan tersebut memberikan manfaat besar bagi koperasi.

“Dengan mesin baru dan pelatihan yang kami terima, kualitas beras kami meningkat dan bisa menjangkau pasar baru. Kami sekarang percaya diri bersaing dengan produk beras premium lain,” katanya.

Melalui program ini, Universitas Tidar tidak hanya memperkuat fungsi tridharma perguruan tinggi, tetapi juga menunjukkan perannya dalam membangun kemandirian ekonomi lokal. Sinergi antara kampus, dunia usaha, dan pemerintah daerah (ABG-Academics, Business, Government) diharapkan dapat menjadi model berkelanjutan bagi pengembangan produk unggulan berbasis potensi daerah.

“PM-UPUD bukan sekadar program pengabdian, tetapi wujud nyata kontribusi Untidar dalam membangun ekosistem inovasi lokal. Dengan riset terapan dan teknologi tepat guna, kami ingin membantu UMKM Magelang naik kelas,” tutup Dr. Eny.

Tim pengabdian mengucapkan terimakasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi yang telah memberikan pendanaan kepada tim melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat skema Pemberdayaan Berbasis Kewirausahaan, Ruang Lingkup Pemberdayaan Mitra Usaha Produk Unggulan Daerah tahun 2025. (*)