Museum R Hamong Wardoyo potensi jadi pusat edukasi, rekreasi dan pelestarian budaya 

Fokus Jateng -BOYOLALI – Museum R Hamong Wardoyo, Tegal Wire, Boyolali memiliki potensi untuk menjadi pusat pembelajaran, rekreasi, dan pelestarian budaya. Hanya saja, untuk menuju kesana, diperlukan upaya yang lebih besar dalam pemeliharaan, promosi, serta pengembangan fasilitas.

“Dengan solusi yang tepat, museum ini tidak hanya dapat menjaga warisan budaya, sebenarnya juga bisa meningkatkan minat masyarakat untuk terus belajar dan berinteraksi dengan sejarah serta seni yang ditampilkan,” kata Gatot (40) salah satu pengunjung. Kamis 16 Oktober 2025.

Selain itu,  peran komunitas, seniman hingga media, kata Gatot dapat berkolaborasi ikut mempromosikan museum, sehingga museum akan menjadi destinasi yang tidak hanya menarik dari segi edukasi, namun juga dari segi hiburan.

“Tentunya nanti museum akan menjadi tempat yang relevan berbagai kalangan masyarakat,” katanya.

Sementara, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, optimis bisa memenuhi target kunjungan di Museum R Hamong Wardoyo Boyolali.

“Kami optimis, target kunjungan museum bisa tercapai untuk tahun 2025,” jelas Kepala bidang (Kabid) Kebudayaan Disdikbud Boyolali, Eko Sumardiyanto.

Data sementara hingga bulan September, tercatat sudah ada 4 ribu pengunjung.  Pihaknya menargetkan bisa mencapai 6 ribu pengunjung hingga tahun 2025 berakhir.

 Untuk itu, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas. Menurutnya program publik yang melibatkan masyarakat secara langsung, seperti workshop budaya atau pentas  seni, juga bisa meningkatkan partisipasi dan rasa kepemilikan terhadap museum.

“Salah satunya dengan menggelar lomba, kunjungan sekolah, aktivitas sanggar tari di area museum, serta latihan bermusik tradisional.”

Langkah tersebut juga untuk mencapai jumlah pengunjung yang sudah ditargetkan, selain itu, masyarakat juga dipersilahkan untuk berkegiatan.;Dari data ada, rata rata setiap tahun, Museum R Hamong Wardoyo bisa mencatat hingga 5 ribu pengunjung dalam setahun.

“Kami punya koleksi sekitar 313 barang, mulai dari zaman prasejarah, sampai zaman Boyolali modern,” katanya.

Disebutkan  diantaranya, arca, yoni, kereta kencana, dokumentasi zaman kolonial, dokumentasi Kabupaten Boyolali, pusaka, serta diorama beberapa kejadian di Boyolali. ( yull/**)