Fokus Jateng-BOYOLALI,-Pemerintah pusat memangkas dana transfer ke daerah untuk tahun anggaran 2026. Pemkab Boyolali sendiri mendapat pemangkasan anggaran kurang lebih 14%, atau senilai Rp253,8 miliar.
“Saat ini kita dihadapkan menurunnya dana transfer ke daerah kurang lebih 14%, atau senilai Rp253,8 miliar. Untuk itu Pemkab berencana melakukan efisiensi dalam RAPBD 2026 nanti,” kata Sekretaris daerah (Sekda) Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani. Rabu 8 Oktober 2025.
Dijelaskan, bahwa sebelumnya Kabupaten Boyolali pada tahun 2025 mendapat alokasi dana sebesar hampir 1,7 triliun, dan di tahun 2026 akan turun menjadi 1,43 triliun. Sehingga dengan dipangkasnya jumlah transfer ke daerah, APBD Kabupaten Boyolali pada 2026 tidak sampai Rp2 triliun.
Terkait pemangkasan jumlah transfer ke daerah tersebut, selain akan dilakukan efisiensi oleh pemkab Boyolali. Wiwis juga memberikan peluang kepada kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) untuk membuat skala prioritas.
“Kemarin kan pusat nih, yang waktu perpres 1 tahun 2025, yang ini kita memang, daerah, Karena efek TKD turun, otomatis kita pengaturan secara internal untuk menjaga keuangan,” lanjutnya.
Sebagai tindak lanjut, perjalanan dinas untuk studi banding pada 2026 akan ditiadakan, serta hal-hal yang bersifat teknis akan kembali diatur, selain itu, Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik juga dihilangkan.
Kendati demikian, untuk pembangunan prioritas daerah akan tetap dilakukan, sebab menurut Wiwis, pembangunan tersebut menyangkut hajat hidup masyarakat luas.
“Padahal DAK non fisik itu ada di contohnya dinkes, DP2KBP3A, kalau pembangunan tetap itu prioritas, karena utamanya pasar yang ditunda, itu tetap kita prioritaskan,”katanya . (yull/**)
Dana Transfer Pusat ke Daerah Dipangkas, Boyolali gagas efisiensi

Sekda Boyolali Wiwis Trisiwi Handayani (doc/Fokusjateng.com)