Fokus Jateng – SOLO – Pentas produksi Terater Djarum ke -38 karya Asa Jatmiko, berbeda dari karya sebelumnya. Kali ini pertunjukan teater berjudul “ Para Petarung “ dibumbui dengan drama musical.
Pertunjukan teater dengan durasi kurang lebih 80 menit ini didukung 10 aktor dan 10 personil koor, serta kurang dari 20 orang tim artistik.
Teater Djarum ini merupahkan rumah kedua bagi karyawan PT Djarum yang tergabung didalam komunitas Teater. Meski tidak punya latar belakang kesenian kemampuan akting yang ditunjukan dalam lakon “Para Petarung“, mampu menghidupkan karakter tokoh dalam lakon tersebut.
Menurut Asa Jatmiko penulis naskah sekaligus sutradara, tugas utama aktor adalah mampu menghidupkan tokoh atau karakter dalam sebuah lakon yang diperankan.
Asa juga membebaskan aktor dalam naskah “Para Petarung” ini agar berlomba lomba menjadi tokoh utama.
Begitu lampu black out dan kemudian perlahan menyala kembali, bersamaan dengan asap mengepul di area pertunjukan satu pertsatu tokoh Para Petarung muncul membawa kabar gembira.
Pengumuman dari orang kepercayaan perusahaan menyampaikan kenaikan jabatan bagi pekerja. Dari pekerja borongan menjadi pekerja harian.
Para pekerja tidak dibayar berdasar hasil jumlah pekerjaan, akan tetapi dibayar berdasarkan dedikasi, loyalitas hingga kepemimpinan. Para pekerja yang bergembira mendengar pengumuman tersebut.
Namun, ada satu karyawan yang tidak naik jabatan karena dianggap belum memenuhi criteria, dari sinilah mulai terjadi konflik, lakon Para Petarung.
Terjadi pengkhianatan antara karyawan untuk memenuhi ambisi pribadi. Dan inilah salah satu penggalan adegan dalam cerita pertunjukan Teater Djarum yang dipentaskan di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah.
“Lakon yang disuguhkan naskah Para Petarung ini mengisahkan dinamika dan problematik kehidupan sehari-hari. Orang orang kecil yang tidak memiliki nama dengan mimpi yang sederhana,” ujar pria gondrong berkumis hitam manis ini.
Bekerja sama dengan kelompok kerja Teater Akar, Surakarta, Teater Djarum boleh dibilang sukses menggelar pertunjukan teater berjudul “Para Petarung.(ich)