Usai Wisata Ziarah, Bus Terguling di Musuk Boyolali

Fokus Jateng-BOYOLALI, Sebuah bus terguling ke tegalan milik warga di Dukuh Tegalsari Timur RT 02 RW 04, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Beruntung bus yang terguling hingga terperosok dikedalaman sekitar 2 meter itu tidak mengakibatkan korban jiwa.
“Kejadiannya tadi malam sekitar pukul 12 (WIB), penumpangnya ada 5 orang mereka hanya terluka,” kata Supar, salah seorang warga setempat ditemui di lokasi kejadian Jumat 22 Agustus 2025.
Bus bernomor polisi K 7871 DP yang dikemudikan Sunyardi (47) warga Sumur, Tamansari, Boyolali itu sedianya pulang setelah mengantar warga setempat usai wisata ziarah.
Sebelumnya, pada Kamis 21 Agustus warga Dukuh Tegalsari melakukan wisata ziarah ke Bayat Klaten. Ada dua armada yang digunakan. Yaitu satu Isuzu Elt dan satu bus ukuran medium.
Ketika akan berhenti untuk menurunkan penumpang di Dukuh Tegalsari, bus itu terhadang tumpukan batu yang sebagian menghalangi jalan. Kemudian bus berhenti di jalan yang sedikit menanjak. Sejumlah warga setempat menyingkirkan batu yang menghalangi jalan.
Salah satu penumpang, Miyono, ikut turun dari bus untuk menyingkirkan batu bersama 4 warga lainnya. Kemudian sopir  juga turun untuk membantu menepikan batu. 
“Sopirnya ikut turun. Tiba-tiba saya lihat bus melaju mundur dan terguling di tegalan ini,” kata Miyono.  
Akibat kejadian itu, ada 5 orang penumpang yang dibawa ke rumah sakit Pandan Arang, Boyolali. 4 orang rawat jalan dan satu saat ini masih opname karena luka nyeri di pinggang belakang.
Unit laka Satlantas Polres Boyolali sudah mendatangi lokasi kejadian. Kanit Gakkum Satlantas Polres Boyolali, Iptu Budi Purnomo, mengatakan bus tersebut, semula membawa sekitar 30 orang. Saat kejadian, yang ada di dalam bus tinggal 10 orang. Sedangkan lainnya sudah turun sebelum bus mengalami kecelakaan. 
“Bus sebenarnya sudah di hand rem, tapi ternyata masih los hingga berjalan mundur. Sopir sudah berusaha mengejar tapi tidak terkejar, sehingga terguling ke ladang berkedalaman sekitar 2 meter,” kata Iptu Budi.  ( yull/**)