MARAK Sayangkan Pelantikan Dirut Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali

Fokus Jateng-BOYOLALI,- Pelantikan Iwan Marwanto sebagai direktur utama Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali masih menimbulkan polemik. Sebagaimana, ia sempat diberitakan media di Solo merupakan DPO saksi kasus korupsi oleh kejaksaan negeri (Kejari) Wonogiri. Bahkan jejak digital pemberitaan mengenai kasus itu dapat dengan mudah ditemui di mesin pencarian. Pelantikan Iwan Marwanto sebagai Dirut Perumda pun menuai pertanyaan khalayak publik,
“kami menyayangkan orang nya Bupati tersebut pada akhirnya dilantik juga, padahal dilihat dari rekam jejaknya Iwan Marwanto sempat menjadi DPO Kejaksaan Wonogiri dugaan kasus Korupsi disana,” kata Basori Rohmad aktivis MARAK (Masyarakat Anti Korupsi ) Boyolali, Rabu 20 Agustus 2025.
Hal ini tentunya menjadi kekecewaan publik, Bupati yang di harapkan membawa perubahan di Boyolali justru melakukan kecerobohan dengan memilih orang yang masih di duga bermasalah dengan hukum, bahkan dijadikan orang nomor satu di salah satu BUMD Boyolali, “Seperti tidak ada orang yang lebih baik dan bersih serta rekam jejak yang tidak tersandung kasus korupsi saja di Boyolali ini,” jelas Basori yang pernah menjabat sekjen PSI Kabupaten Boyolali ini.
“Apalagi, waktu seleksi sebenarnya ada calon sudah pengalaman menjabat Direktur Perumda di tempat lain juga. Tapi karena ini dianggap sebagai balas budi politik maka pilihan Bupati seperti ini,” paparnya.
Basori mengemukakan bahwa dengan dipilihnya Iwan Marwanto sebagai Dirut Perumda oleh Bupati ini, pihaknya merasa kasihan dengan posisi bupati yang akan menjadi bumper bagi mereka yang masih berurusan dengan hukum.
“Kalau Bupati cermat dan arif bijaksana harusnya tidak memaksakan untuk dipilih dan dilantik, karena setelah kita telusuri kasus ini ternyata masih bermasalah di kejaksaan . Memang sangat kita sayangkan kecerobohan ini dilakukan,” katanya.
Sebelumnya, Iwan Marwanto saat ditemui usai mengucapkan sumpah janji jabatan pada Selasa 19 Agustus 2025 di kantor Bupati Boyolali, ia menolak berkomentar soal perkara tersebut.
” No coment,” kata Iwan.
Sementara, Bupati Boyolali, Agus Irawan mengatakan terkait dugaan korupsi Iwan Marwanto di Wonogiri diakuinya sempat beredar di media sosial. Untuk itu Panitia Seleksi (Pansel) kemudian melakukan klarifikasi ke Wonogiri.
” Kami juga sudah mengecek ke Wonogiri. Sampai di pengadilan negeri, sampai ke kementerian juga sudah kita Klirkan semua,” kata Agus.
Agus menyatakan, rekam jejak Iwan Marwanto yang diduga terlibat dalam pusaran kasus korupsi di Wonogiri itu tidak benar.
” Itu hanya isu. Itu tidak terjadi seperti berita-berita yang ada di media itu. Jadi Alhamdulillah aman semua,” ucapnya. Agus menyatakan dari hasil Pansel, Iwan lah yang terbaik.
Senada, Ketua DPC PDI-P Boyolali, Susetya Kusuma Dwi Hartanta mengatakan sudah bertemu langsung dengan panitia seleksi (Pansel) yang melakukan seleksi untuk mengisi jabatan direksi BUMD di Boyolali.
” Kami dari PDI Perjuangan, kami justru fokus di Pansel. Apapun itu, baik buruknya itu di Pansel. Kalau ada sesuatu berarti yang kena ya Pansel,” kata Susetya yang juga ketua DPRD Boyolali.
Menurutnya, dari keterangan Pansel, proses seleksi direksi BUMD sudah sesuai aturan. Bahkan meski berstatus status saksi kunci atas dugaan korupsi yang ditangani, Kejaksaan Negeri Wonogiri, ternyata tidak berpengaruh terhadap syarat kelengkapan sebagai peserta seleksi. Buktinya, Iwan dapat melengkapi SKCK sebagai syarat untuk menjadi peserta.
“Akan tetapi, jika dikemudian hari terjadi masalah terhadap pengangkatan Iwan Marwanto sebagai direktur utama, kami meminta Pansel bertanggung jawab.” (yull/**)