FOKUSJATENG.COM-SRAGEN-Sejak uji coba pada 23 Maret 2024 lalu, inovasi pembelajaran Implementasi Pembelajaran Berbasis Desain dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa (IPBDEMIKITA) telah memasuki tahap penerapan di SDN Gabugan 1, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Inovasi dan inisiatif ini dirancang untuk menjawab tantangan keterbatasan metode konvensional yang cenderung menyulitkan siswa dalam mengaktualisasikan potensi kreatif mereka. IPBDEMIKITA menitikberatkan penggunaan pendekatan desain berpikir, integrasi teknologi, dan kolaborasi aktif antara guru dan siswa untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
Inisiator inovasi tersebut adalah Sunarko Dwi Saputro, menurutnya bahwa IPBDEMIKITA diharapkan mampu mendorong guru untuk merancang pembelajaran yang menarik dan relevan, sekaligus menumbuhkan keberanian siswa dalam berpikir kritis dan menciptakan produk desain mandiri.
Selain itu, implementasi metode ini berupa pelatihan guru, penggunaan aplikasi edukasi dan video, serta pendampingan saat siswa bekerja secara kreatif di dalam kelas. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Prihantomo mengapresiasi IPBDEMIKITA sebagai upaya maju dalam pendidikan dasar.
“Kami menyambut baik inovasi ini karena sejalan dengan arah Merdeka Belajar. IPBDEMIKITA tidak hanya meningkatkan kreativitas siswa, tetapi juga memperkuat kompetensi guru dalam memanfaatkan teknologi dan merancang pembelajaran yang adaptif serta inovatif,” kata Prihantomo.
Ia berharap model ini dapat direplikasi di sekolah lain guna mewujudkan kualitas pendidikan yang lebih merata dan progresif. Metode pelaksanaan mencakup perencanaan tema oleh tim guru, pelaksanaan kelas berbasis desain, evaluasi, serta refleksi berkelanjutan. Guru dan siswa melakukan kolaborasi dalam merancang produk teknis atau digital, lalu mengevaluasi proses dan hasilnya.
Jika dinyatakan berhasil, inovasi ini akan diperluas ke kelas dan sekolah lain sebagai referensi pengembangan pendidikan di daerah. Hingga saat ini, hasil implementasi IPBDEMIKITA menunjukkan peningkatan nyata pada
antusiasme siswa, kualitas interaksi pembelajaran, dan keterampilan berkreasi melalui media digital. Guru melaporkan siswa kini tidak hanya menjadi pendengar pasi. Tetapi aktif sebagai penemu solusi dan perancang produk, sesuai tujuan pengembangan model pendidikan abad ke‑21.
Melalui perolehan tersebut, Kabupaten Sragen berhasil memadukan integrasi teknologi dan metode desain dalam mencetak generasi yang kritis, kreatif dan adaptif terhadap perkembangan zaman. (*)