Wabup Batang temui anak-anak yang dirantai di Boyolali 

Wabup Batang Suyono didampingi kepala Dinas Sosial Boyolali Sumarno (yull/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng-BOYOLALI -Anak-anak masih di bawah umur di Boyolali, Jawa Tengah yang mengalami dugaan penganiayaan oleh tersangka Siswono Putro (65), dengan cara dirantai kakinya hingga pukulan menggunakan antena radio, mendapat perhatian dari Pemkab Batang Jawa Tengah.

Adapun empat anak itu antara lain, SAW (14), IAR (11), MAF (11) dan VMR (6). SAW dan IAR merupakan kakak beradik. Keduanya warga Kabupaten Semarang.

Kemudian MAF dan VMR juga merupakan kakak beradik. Keduanya warga Kabupaten Batang.

Wakil Bupati Batang, Suyono hadir ke rumah aman tempat kedua bocah itu berada, pada Selasa 15 Juli 2025.

Kedatangan Suyono didamping Kadinsos Batang, Wilopo serta Kadinsos Boyolali, Sumarno dan Kepala DP2KBP3A Boyolali, Ratri S Lina beserta jajarannya. Dalam kunjungannya  Suyono sempat berbincang dengan anak-anak tersebut dan keluarga. Ia bahkan membawa bingkisan untuk mereka.

Suyono berharap, anak anak itu bisa segera dibawa ke Batang untuk mendapat fasilitas dari Pemkab Batang.

“Saat ini anak anak masih belum bisa kami bawa pulang, karena masih menunggu proses yang ada di Polres Boyolali, untuk itu kami ucapkan terima kasih ke pengelola pondok dan warga Boyolali serta pemerintah daerahnya yang peduli dan aktif,” jelasnya kepada Wartawan.

Apabila proses hukum pelaku di Boyolali sudah selesai, Ia berjanji akan langsung membawa anak anak tersebut dan akan disekolahkan di Batang. Dengan demikian pihaknya akan lebih mudah dalam memantau. Suyono mengatakan Pemkab Batang berkomitmen untuk memberikan akses pendidikan yang lebih layak dan masa depan yang lebih baik pada kedua korban setelah urusan kepolisian selesai.

“Kemarin saya menangis karena kami melihat anak itu dirantai. Biasanya yang dirantai itu anjing, hewanlah. Tapi ini untuk manusia, yang seharusnya tidak boleh,” ucapnya.

Keduanya merupakan anak yatim yang ditinggal mati ayahnya, Wabup Batang meminta hal tersebut tidak boleh berulang dan mengajak untuk saling memanusiakan yang lain, menurut Suyono, dihukum tidur diluar rumah sudah cukup untuk memberikan pelajaran.

Sementara, Kepala Dinsos Boyolali, Sumarno mengungkapkan, alasan pemindahan itu untuk mengembalikan mental  psikis anak.

“Karena sebenarnya Rumah Singgah Dinsos kan tidak untuk anak anak, tetapi untuk ODGJ, jadi mereka kita pindah ke pondok,” jelas Sumarno.

Anak anak tersebut untuk sementara waktu akan mendapat pendidikan non formal selama di pondok.

Sementara itu Kepala DP2KBP3A Boyolali, Ratri S Lina mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang melakukan pendampingan psikologis.

“Sedang kami lakukan pendampingan untuk mengembalikan mental anak anak ini,” jelasnya.

Ia berharap untuk tidak ada pihak yang membocorkan lokasi pondok keempat anak berada.

“Takutnya anak anak tidak bisa istirahat, karena mereka masih butuh waktu, pemulihannya juga diharapkan bisa cepat,” pungkasnya. ( yull/**)