Fokus Jateng-BOYOLALI,- Lebih dari 50 persen dari sebanyak 543 sekolah dasar negeri dan swasta di Kabupaten Boyolali mengalami kekurangan siswa.
” Dengan standar 28 siswa per kelas. Separoh lebih tidak terpenuhi, bahkan untuk tahun ini, ada SD yang belum mendapatkan satu pun murid baru,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Lasno. Selasa 25 Juli 2025.
Ia menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi minimnya minat anak atau orang tua menyekolahkan anaknya di SD Negeri.
Diantaranya, siswa TK yang berlokasi jadi satu dengan SD negeri tersebut memang sedikit. Hal itu pun berbanding lurus dengan jumlah lulusan TK yang meneruskan ke SD tersebut.
” Kemudian, anak-anak lebih tertarik sekolah ke luar daerahnya,” jelasnya.
Lasno mengambil contoh, SDN Tawengan Desa Doplang yang tak dapat siswa baru. Dimana, anak-anak di sekitar sekolahan tersebut lebih banyak sekolah ke SD di Desa Kadireso atau ke Madrasah Ibtidaiyah yang ada di kecamatan Sawit.
” Mungkin juga, program KB berhasil. Sehingga tingkat kelahiran mengalami penurunan,” kata Lasno.
Tidak hanya itu, lanjut Lasno adalah tingkat ekonomi masyarakat sudah banyak membaik.Keluarga dengan ekonomi menengah ke atas memilih SD swasta yang mahal. Apalagi, jam belajar sekolah swasta lebih panjang. Hal itu pun menjadi pilihan keluarga dalam memilih sekolah untuk anaknya.
“Karena banyak pasangan keluarga yang bekerja. Baik di sektor pemerintahan maupun swasta. Sehingga mereka mencari sekolah yang fullday, sekaligus untuk menitipkan anak,” tambahnya
Terkait solusi kekurangan siswa tersebut, sambung Lasno, diantaranya dengan sosialisasi ke wali TK, kemudian melengkapi kebutuhan guru di SD setempat.
“Tapi langkah ini agak merepotkan karena sejak ada moratorium, untuk mengangkat guru tidak tetep pun di larang, terpaksa kita lakukan subsidi silang,” ujarnya.
Belakangan, pihaknya juga mengupayakan regruping sekolah, mengingat tidak sedikit sekolah dasar negeri yang muridnya dari kelas 1 sampai kelas 6 cuma 16 anak
“Jadi sangat mungkin untuk dilakukan regruping, apalagi Bupati mengizinkan,” katanya. ( yull/**)