FOKUSJATENG.COM-SRAGEN-Sebuah langkah inovatif kembali dihadirkan oleh Puskesmas Tanon I melalui
program SAYANG GADIS MANIS (Sayangi Keluarga Anda dengan Menjadi Pengawas Minum Obat Pasien Kronis). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pasien penyakit kronis dalam mengonsumsi obat secara rutin dengan melibatkan keluarga sebagai pengawas langsung di rumah. Dengan pendekatan non-digital yang sederhana namun berdampak, inovasi ini menjadi salah satu solusi atas permasalahan pengobatan kronis yang selama ini masih menjadi tantangan di masyarakat.
Melalui inovasi ini, pasien atau keluarga pasien dibekali kartu PMOK (Pengawas Minum Obat Kronis) yang berfungsi sebagai alat bantu pencatatan dan pengawasan konsumsi obat harian. Edukasi diberikan oleh apoteker kepada keluarga pasien selama 15 menit, agar mereka memahami pentingnya ketepatan waktu dan dosis obat yang harus dikonsumsi.
Selanjutnya, apoteker juga melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap penggunaan obat melalui kartu tersebut, sehingga terjadi proses pendampingan yang berkelanjutan dan terstruktur. Kepala Puskesmas Tanon I, dr. Paryanti, menyampaikan bahwa inovasi ini lahir dari keprihatinan terhadap rendahnya kepatuhan pasien kronis dalam menjalani terapi jangka panjang.
“Sering kali pasien merasa bosan atau lupa minum obat, dan ini memperburuk kondisi kesehatannya. Dengan melibatkan keluarga sebagai pengawas harian, pengobatan menjadi lebih efektif dan kualitas hidup pasien bisa meningkat secara signifikan,” ujarnya.
Ia menambahkan, bahwa SAYANG GADIS MANIS juga menjadi bentuk pemberdayaan masyarakat dalam mendukung layanan kesehatan, sekaligus meringankan beban tenaga kesehatan di lapangan. Program ini bukan hanya memperkuat pengobatan berbasis komunitas, tapi juga membuka ruang partisipasi aktif keluarga dalam mendukung proses penyembuhan.
Edukasi yang dilakukan oleh tenaga medis kepada keluarga pasien membentuk kesadaran kolektif bahwa penanganan penyakit kronis bukan hanya tanggung jawab pasien dan tenaga kesehatan, tetapi juga menjadi tanggung jawab lingkungan terdekat. Hingga saat ini, inovasi SAYANG GADIS MANIS telah menunjukkan hasil positif dengan meningkatnya kepatuhan pasien terhadap pengobatan, penurunan komplikasi akibat ketidakpatuhan, serta terbentuknya sistem pemantauan terapi yang lebih sistematis.
Inovasi ini diharapkan dapat menjadi model pembinaan pasien kronis di fasilitas layanan kesehatan
lainnya di Kabupaten Sragen maupun daerah lain di Indonesia. (*)