Tren kasus DBD di Boyolali turun, warga diminta tetap waspada 

ilustrasi (doc/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng-BOYOLALI,- Tren penyebaran penyakit DBD di Boyolali menunjukan penurunan. Hal ini terlihat dari data kasus sepanjang semester pertama 2025.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, pada Bulan januari terdapat 96 kasus Demam berdarah, sedangkan pada bulan Juni hanya terdapat 15 kasus.

Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti menjelaskan total hingga bulan juni, terdapat 302 kasus penyebaran demam berdarah di Boyolali dengan rincian Januari 96 kasus, Februari 70 kasus, Maret 50 kasus, April 42 kasus, Mei 29 kasus, dan Juni 15 kasus.

“Angka Kematian untuk DBD tahun ini nihil, ini bisa jadi masyarakat sudah mengetahui cara penanggulangan mulai dengan menutup tempat-tempat wadah air, menguras hingga mengubur benda-benda yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,” katanya. Jumat 11 Juli 2025.

Menurut Puji, dari jumlah kasus sebanyak itu, kecamatan Teras menjadi penyumbang kasus Demam berdarah tertinggi di Boyolali dengan 60 kasus.

Kemudian dari 19 kecamatan yang ada di Boyolali, hanya kecamatan Gladagsari yang terkonfirmasi laporan kasus demam berdarah.

Puji menekankan, kendati ada kecenderungan penurunan kasus, namun upaya kewaspadaan terhadap potensi serangan DBD harus dijaga.

” Karena masih dalam fenomena kemarau basah sehingga potensi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegepty juga masih tinggi. Jadi, tetap harus diwaspadai ancaman penyakit DBD,” kata Puji Astuti.

“Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat [PHBS] kemudian rutin berolahraga serta makan-makanan bergizi sangat penting dalam upaya menjaga Kesehatan sehingga tidak mudah terserang penyakit,” pungkasnya.  ( yull/**)