JKN berikan senyum bahagia dalam penyembuhan Stasis ASI di Boyolali 

Fokus Jateng-BOYOLALI,- Bayu Kurniawan (30) tidak pernah membayangkan jika istrinya harus mengalami stasis asi atau pembekuan asi. Mengetahui penyakit yang menimpa istrinya itu membuat Bayu merasa khawatir dan berharap istrinya segera sembuh, kamis 10 Juli 2025.

Ia menceritakan bahwa isterinya sempat mengalami tensi tidak stabil. Kondisi tersebut membuat Bayu harus melarikan istrinya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit terdekat. Beruntung, ia telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga biaya pengobatannya dijamin penuh oleh BPJS Kesehatan.

“Tentu saya sangat bersyukur karena sejak tahun 2014 terdaftar sebagai peserta JKN. Saat ini istri saya mengalami ada benjolan pada payudara. Tidak sakit namun terasa ada benjolan dan badan terasa mudah lelah. Namun kelamaan semakin membesar dan mengeras sehingga saya langsung berobat ke faskes tingkat pertama. Selanjutnya, saya diberikan rujukan untuk membawa istri saya melakukan pemeriksaan melalui dokter spesialis di rumah sakit,” terang Bayu.

Karyawan salah satu perternakan penetasan ayam di Boyolali ini mengaku tenang karena ada layanan JKN yang menemani. Ia tidak khawatir dengan biaya pengobatan istrinya. Sebab, seluruh pembiayaannya sudah dijamin penuh oleh Program JKN.

“Selanjutnya faskes yang menangani istri saya juga tidak membuat rumit. Saya diperlakukan dengan baik dan tidak dibedakan dengan pasien lainnya. Cukup memunjukkan surat rujukan atau menunjukan melalui aplikasi Mobile JKN, langsung diarahkan ke poli yang menangani. Layanan prima yang ditunjukkan oleh faskes yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan pun tidak mengecewakan,” tutur Bayu puas.

Warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit ini akhirnya diberikan penjelasan oleh dokter terkait kondisi yang dialami istrinya. Setelah menjalani pemeriksaan didapat bahwa istri Bayu mengalami Stasis ASI atau yang bisa disebut Pembekuan ASI.

“Pembekuan ASI yang akhirnya harus istri saya lalui agar lekas sembuh tentu tidak mudah. Terlebih mentalnya harus kuat dan berkat dukungan keluarga pula kami berdua kuat serta yakin bisa sembuh. Dan akhirnya istri saya harus menjalani operasi. Hampir beberapa hari, istri saya pun harus beristirahat di rumah sakit guna pemulihan. Akhirnya kondisi mulai membaik dan saya bisa membawa istri beristirahat di rumah,” kata Bayu.

Selanjutnya, tinggal menjalani rawat jalan sampai kondisinya pulih dan dipastikan membaik. Ia pun tak lupa selalu memperhatikan jadwal kontrol pemeriksaan agar lekas sehat kembali. Bukan hanya itu, ia juga turut memastikan bahwa status kepesertaan JKN-nya tetap aktif, agar ia selalu bisa mengakses layanan kesehatan dengan mudah.

“Sekali lagi, layanan JKN tetap saya manfaatkan untuk membantu meringankan biaya pengobatan,”jelasnya.

Untuk menunjang tingkat kesembuhan istrinya, Bayu selalu memantau juga pola makan istrinya.

“Hampir setiap hari minum saya minum jus buah. Termasuk harus rutin minum susu, mengkonsumsi putihnya telur, minum vitamin serta istirahat yang cukup. Dokter pun telah memberikan saya obat sesuai kebutuhan saya. Harapannya setelah menjalani kontrol rutin, keadaan istri saya lekas membaik,” paparnya.

Setelah menjalani tindakan operasi tidak menyangka jika kondisinya jauh lebih baik. Dengan manfaat yang istrinya terima, tak lupa Bayu menyampaikan rasa terima kasihnya kepada BPJS Kesehatan melalui program JKN yang telah membantunya selama ini.

“Terima kasih, dengan segala kemudahan BPJS Kesehatan yang telah membantu istri saya selama proses pengobatan ini sampai selesai. Semoga layanan yang sudah sangat baik ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat.” ( yull/**)