Dirjen GTKPG Berpesan untuk Membangun Indonesia melalui Pendidikan
Fokus Jateng-Surakarta, –Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar acara Pelepasan Lulusan Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 2 tahun 2023 dan Gelombang 1 tahun 2024, secara luring di Aula Gedung F FKIP UNS pada Sabtu 1 Februari 2025.
Pelepasan PPG Calon Guru dihadiri langsung Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru (GTKPG) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.; Wakil Rektor Bidang Akademik dan Penelitian UNS, Prof. Fitria Rahmawati, S.Si, M.Si.; Ketua Senat Akademik FKIP UNS , Prof. Munawir Yusuf, M.Psi.; dan Dekan FKIP UNS, Dr. Imam Sujadi, M.Si.
Dalam laporannya, Dr. Imam Sujadi menyampaikan bahwa Pelepasan Lulusan PPG Calon Guru dari 2 Gelombang ini berjumlah sebanyak 968 lulusan. Total tersebut dengan rincian Gelombang 2 tahun 2023 berjumlah 459 lulusan yang terdiri dari 10 program studi (prodi) dengan persentase 100% lulus, sedangkan pada Gelombang 1 tahun 2024 berjumlah 458 lulusan dari 12 prodi dengan persentase lulus sebesar 96,22%. Selain itu ada Retaker Gelombang 1 Tahun 2023 yang berjumlah 51 lulusan.
Sementara itu, Prof. Fitria menyampaikan rasa bangga dan kegembiraannya pada seluruh lulusan PPG periode ini. Ia berharap para lulusan yang telah berhasil menyelesaikan semua rangkaian tugas dan kegiatan PPG calon guru selama 2 semester (satu tahun) di Program Studi (Prodi) PPG FKIP UNS ini sesuai dengan waktu yang ditentukan
“Oleh karena itu kami menyampaikan rasa bangga dan harapan kepada para lulusan yang telah berhasil menyelesaikan semua rangkaian tugas dan kegiatan PPG calon guru selama 2 semester di Prodi PPG FKIP UNS ini sesuai dengan waktu yang ditentukan,” katanya.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Penelitian UNS berpesan kepada para lulusan untuk dapat menjadi agen perubahan di masyarakat dengan kompetensi dan dedikasi yang dimiliki.
“Pelepasan ini bukanlah akhir dari perjuangan kalian, melainkan awal dari tanggung jawab sebagai calon pendidik yang profesional. Perlu saudara ketahui bahwa sertifikat yang saudara terima ini menunjukkan bahwa kalian siap untuk terjun di masyarakat menghadapi tantangan perkembangan teknologi yang begitu pesat di dunia pendidikan sebagai calon guru yang profesional yang mampu menjadi agen perubahan, memiliki kompetensi, dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugas,” tambah Prof. Fitria.
*Pesan bagi Lulusan PPG
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru (GTKPG) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd menyampaikan pesan dan harapannya kepada para lulusan PPG Calon Guru UNS ini untuk turut membangun Indonesia melalui Pendidikan.
“Pesan untuk para Lulusan PPG Calon Guru UNS untuk menjadi guru profesional yang menguasai kompetensi-kopetensi guru seperti kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, sosial dan ditambah lagi kompetensi literasi digital. Ketika di masa menunggu plotting dapat dimanfaatkan meningkatkan kemampuan diri agar terus berkembang lebih baik lagi. Harapannya para lulusan PPG bersedia mengabdi di tempat yang membutuhkan terutama di 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) untuk membangun Indonesia terutama bidang pendidikan dari mana saja,” tutur Prof. Nunuk.
Bahkan, saat ditemui awak media usai menyampaikan orasi ilmiahnya, Prof. Nunuk Suryani mengatakan pihaknya mendorong lulusan PPG, termasuk dari UNS, siap mengabdi ke daerah-daerah yang masih membutuhkan, terutama untuk daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T).
“Untuk lulusan PPG calon guru UNS yang formasinya tidak tersedia di sini agar bersedia mengabdi di daerah-daerah yang membutuhkan, sekarang yang kosong daerah 3T,” ucap dia.
Ia berharap para lulusan PPG UNS memanfaatkan kesempatan tersebut. Sebab menurutnya, generasi muda itu dapat ikut membangun Indonesia dari mana saja.
“Kalau di sini belum ada kesempatan, bisa membangun Indonesia dari mana saja,” katanya.
Prof. Nunuk memastikan pemerintah akan memegang komitmen terhadap masa depan para calon guru yang bersedia ditempatkan di daerah khusus. Ia mencontohkan dari kenaikan pangkat yang akan lebih cepat, kenaikan pangkat istimewa, serta dapat gaji, dan tunjangan daerah khusus.
“Mereka juga dapat perumahan, sebetulnya kami siap. Kalau dulu ada Indonesia Mengajar, lolos dua tahun, mereka bisa kembali ke kota. Itu kami adopsi juga,” katanya.
Sebagai generasi muda, kata dia, sudah seharusnya mencari banyak pengalaman. Menurutnya, para guru yang sudah lulus dari daerah 3T kompetensinya akan luar biasa. Hal itu lantaran mereka pasti akan mencari berbagai terobosan dan inovasi dalam pembelajaran di daerah itu. Dari seleksi sejak tahun 2021 hingga sekarang kebutuhan formasi di daerah khusus, terutama 3T tidak pernah bisa terpenuhi.
“Mulai seleksi P3K itu kan 2021 sampai sekarang, tahun ini saja 170.000 formasi, kalau ditotal hampir 960.000 P3K yang sudah kami tuntaskan. Selalu daerah 3T formasi kembali ke pemda karena seleksi P3K ini tidak bisa lintas kewenangan,” ungkap dia.
Ia menjelaskan hal itu berbeda dengan CPNS yang bisa memilih di mana pun. “Kalau P3K kewenangan provinsi ya provinsi, kabupaten ya kabupaten,” katanya.
Dengan demikian, ia mengatakan sumber daya manusia (SDM) di daerah-daerah tertentu untuk bidang yang dibutuhkan tidak ada.
“Bukan berarti tidak ada guru, misalnya ini guru matematika berlebih, tapi guru SMK nggak ada, guru luar biasa nggak ada. Kenapa bisa nggak ada? Biasanya suplai guru S1 jurusan-jurusan itu tidak ada di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) sana,” ujar dia.
Ia mengatakan di daerah 3T jumlah LPTK tidak banyak dan umumnya yang banyak tersedia adalah program studi (prodi) umum, sedangkan yang sangat dibutuhkan tidak ada.
“Jadi memang calon guru tidak ada sehingga harus ada solusi, PPG ini kan dimungkinkan sebenarnya. Mau ditempatkan di daerah-daerah itu yang memang anak mudanya tidak ada,” ucap Dirjen GTKPG Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. (ist/**)