FOKUS JATENG-BOYOLALI– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali memastikan insentif untuk para tenaga kesehatan (nakes) yang menangani Covid 19 di wilayah Boyolali sudah dicairkan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina menjelaskan pencairan insentif nakes perawat pasien Covis 19 tersebut diprioritaskan, karena mereka garda terdepan dalam menangani kasus corona selama pandemi.
“Insentif ini ini diberikan bagi nakes di fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan bagi pasien Covid-19 antara lain bagi RSUD dan Puskesmas,” katanya. Jumat (30/7/2021).
Ratri S Survivalina, menyebut serapan anggaran untuk insentif nakes terbilang sangat baik. Hingga akhir Juli 2021 sudah dibayarkan sekitar 54 Persen dari total insentif nakes. Selain itu lengkapnya pelaporan administrasi dan banyaknya kasus Covid-19 di Boyolali menjadikan serapan anggaran intensif bagi nakes ini tinggi. “ Dari anggaran 24 miliar, saat ini di Boyolali sudah terserap 54 persen,” katanya,
Tingginya serapan intensif nakes yang menangani pasien Covid-19 ini sejalan dengan harapan menteri keuangan yang meminta agar hingga pertengahan tahun serapan intensif nakes minimal sudah 50 persen. Insentif tersebut, menurut Ratri S Survivalina diberikan kepada nakes mulai dari para medis, Dokter umum hingga dokter spesialis. Para Medis yang paling sedikit menerima insentif, yakni maksimal Rp 5 juta perbulan. Adapun dokter spesialis yang paling tinggi, mencapai maksimal Rp 15 juta perbulannya.
“ Untuk dokter umum, batas maksimal insentif yang diterima mencapai Rp 7,5 juta perbulan,” ujarnya.
Insentif yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kabupaten Boyolali ini hanya diperuntukan bagi fasilitas kesehatan milik Pemkab Boyolali.
Tidak hanya milik pemerintah, Ratri S Survivalina menambahkan faskes milik swasta tetap bisa mendapatkan intensif dengan mengajukan langsung Pemerintah Pusat melalui Kementerian Keuangan. “ Dari sejumlha rumah sakit swasta di Boyolali juga sudah ada yang mencairkan dana intensif,” pungkasnya.