Ribuan Warga Berebut Apem di Momen Tradisi Sebar Apem Jatinom Klaten

Ribuan warga menghadang apem yang disebar dari atas menara Sendang Klampeyan, Jatinom, Klaten, Jumat siang 26 Oktober 2018. (Shinta Nur Rohmandani/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-KLATEN-Ribuan warga berbondong-bondong ke Sendang Klampeyan, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jumat 26 Oktober 2018. Kedatangan mereka untuk berebut apem yang dikemas dalam tradisi “Sebar Apem Jatinom”.

Meski digelar habis salat Jumat, naun sejak pagi masyarakat sudah berbondong-bondong datang untuk menyaksikan dan juga berebut untuk mendapatkan apem. Ribuan apem itu disebar dari menara.

“Tradisi sebaran apem sendiri memiliki sebuah makna jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu harus disertai usaha” ujar Eko Susanto, selaku koordinator penyelenggara tradisi.

Tradisi sebar apem sudah berlangsung sejak lama yakni saat abad ke 17 hingga saat ini. “Tradisi perebutan apem yang disebar dari atas menara memiliki makna bahwa sesuatu itu datangnya dari atas dan jika tidak ada usaha, kita pun tidak akan mendapatkannya,” terang dia.

Pembagian apem dengan cara disebar, menurut Eko, hal itu merupakan kreasi maupun cara dari Ki Ageng Gribig dahulu. Di sisi lain kue apem sendiri juga memiliki arti. “Sebuah kata dasar yang berarti afwan (bahasa arab maaf), ampunan,” ujar Eko.

Sebaran apem tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Di mana tahun lalu menyebarkan sekitar 5,2 ton apem, sedangkan tahun ini meningkat menjadi 6,1 ton apem. Kemudian kue apem sendiri berasal dari shodaqoh para masyarakat Jatinom sekitar dan juga berasal dari luar Jawa ,bahkan luar negeri, yaitu Malaysia.

“Harapan dari kegiatan ini supaya semakin mencintai budaya dengan cara masing-masing dan mengimplementasikan di kehidupan sehari-hari dan member garis keras tidak untuk berbuat syirik,” tegas dia.