FOKUS JATENG – BOYOLALI – Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali hadir mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia, Kamis 3 Agustus 2017. Kali ini melalui gelaran Promosi Produk Unggulan Daerah (PPUD) 2017. Bertempat di Alun-Alun Kidul Pemkab Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) dengan harapan langsung bisa menyentuh masyarakat umum.
Kegiatan yang sudah tahun ke-12 ini, Kemendag berupaya mengembangkan dan mengoptimalkan potensi sumber daya alam daerah untuk meningkatkan nilai tambah produk dan menaikkan posisi produk Indonesia dalam rantai pasok global.
”Melalui penyelenggaraan PPUD diharapkan terjadi pertukaran produk unggulan antardaerah, sehingga dapat memperluas jaringan pasar di tingkat domestik dan meningkatkan daya saing bagi produk di pasar global,” tegas Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendag Karyanto Suprih yang membuka secara resmi acara tersebut.
Sebelumnya, PPUD populer dengan nama Pameran Pangan Nusa dan Pameran Produk Dalam Negeri (PPN-PPDN). Kegiatan ini dilaksanakan mulai 3-6 Agustus 2017 di Boyolali sebagai lokasi pertama, yang akan disusul dengan pelaksanaan di Banjarbaru dan Lombok Barat.
”Selain perluasan pasar, PPUD juga dapat memotivasi pelaku usaha di daerah, serta menumbuhkan wirausaha baru yang kompeten melalui penciptaan dan kreasi produk-produk unggulan daerah yang berkualitas. Dengan demikian, PPUD diharapkan pula dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” lanjut Karyanto.
Dalam enam tahun terakhir, BPS mencatat konsumsi rumah tangga Indonesia naik 26,13 persen menjadi Rp 512 triliun. Peningkatan tersebut menjadi peluang bagi konsumsi domestik,
khususnya perdagangan barang dan jasa hasil produksi dalam negeri. Karyanto mengungkapkan
bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 juga mengarah positif sebesar 5,1 persen atau naik sekitar 1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Demikian pula dengan kinerja ekspor Indonesia yang hingga Juni 2017 naik 14,03 persen dibandingkan pada 2016. Ekspor Indonesia tersebut didominasi ekspor nonmigas sebesar 90 persen dari sektor industri pengolahan, pertanian, dan olahan tambang.
”Peningkatan ekspor nonmigas tersebut harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pelaku usaha domestik untuk menghasilkan produk dalam negeri yang berkualitas dan berdaya saing sehingga dapat menjadi raja di pasar domestik serta mewujudkan peningkatan kinerja ekspor yang berkelanjutan,” tegasnya.
PPUD 2017 di Boyolali diikuti para pelaku UKM dari Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Pusdiklat Kementerian Perdagangan, serta dari Kabupaten/Kota di wilayah Jawa Tengah.
Adapun penyelenggaraannya digelar dengan konsep outdoor yang terdiri dari dua area, yaitu area pangan dan nonpangan. Terdapat 96 stan yang terdiri dari 76 stan produk pangan dan nonpangan, serta 20 stan untuk produk kuliner ciri khas makanan dari Boyolali dan sekitarnya. (*)