Damkar Boyolali Latih Warga, kurangi potensi kebakaran

Fokus Jateng – BOYOLALI,- Dinas Pemadam Kebakaran  Satpol PP Boyolali terus mengintensifkan kegiatan pelatihan tanggap darurat kebakaran bagi masyarakat. Diantaranya pelatihan digelar di Dukuh Jajar RT 13 RW 04, Desa Kuwiran, Kecamatam Banyudono.

Pelatihan tersebut untuk membekali masyarakat tentang bagaimana cara mengatasi kebakaran, dan hal apa saja yang harus dilakukan.

Kabid Damkar Satpol PP Boyolali Supriyono, mengatakan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat kebakaran di lingkungan masing-masing.

“Masyarakat perlu tahu isi, fungsi, dan cara menggunakan APAR yang benar. Karena dalam kondisi darurat, tindakan pertama itu sangat menentukan sebelum petugas tiba di lokasi,” katanya, Senin 17 November 2025.

Selain itu, ada beberapa materi pemadaman seperti teori syarat terjadinya api.

“Itu ada 3 unsur, yang pertama adanya bahan, adanya panas, dan yang ketiga adanya oksigen sebagi bahan bakar api,” jelas Supriyono.

Tim damkar juga memberikan materi berupa cara menangani kebakaran, seperti memutus salah satu bahan unsur api, mengurai bahan unsur api, dan memisahkan unsur api. Menurutnya, pelatihan kali ini tidak hanya berupa teori, tetapi juga praktik langsung. Warga diberikan simulasi mengenai cara menangani kebocoran gas hingga langkah-langkah yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran di rumah.

“Kami ingin warga tanggap dan tidak panik. Dengan pelatihan ini, masyarakat bisa tahu apa yang harus dilakukan saat keadaan darurat, termasuk cara menggunakan APAR secara aman,” tambahnya.

Ia menambahkan, cara lain berupa melakukan pendinginan suhu api dengan menyiram air. Cara lain yang bisa dilakukan adalah memutus jalur oksigen dengan cara di tutup pasir atau kain basah.

Disebutkan ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kebakaran rumah tangga misalnya paling umum masalah konsleting listrik. Ia mengimbau agar masyarakat, tidak menggunakan saklar yang bertumpuk, tidak menyambung kabel listrik asal-asalan, tidak mengganti sekering dengan kualitas dibawah standart.

“Lalu kompor gas, karena yang paling sering itu listrik dan kompor gas,” tambahnya.

Apabila terjadi kebakaran yang disebabkan oleh tambung gas, diharap jangan panik, jika memungkinkan, bisa melepas gas dari regulator, lalu tutup gas dengan kain basah dengan rapat.

“Dalam pelatihan, apabila terjadi kebocoran juga di ajari untuk meletakkan gas di tempat terbuka, itu terkait dengan kompor gas, kemudian juga di ajarkan cara-cara kalau sudah terjadi kebakaran,” tandasnya.

Supriyono menegaskan, salah satu penyebab kebakaran kerap membesar adalah karena kepanikan warga.

“Jangan panik, ketakutan, dan tidak tahu harus berbuat apa, justru itu yang membuat kebakaran semakin besar. Karena itu pelatihan ini penting, terutama bagi ibu-ibu yang sering berada di rumah.” ( yull/**)